NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Selasa, 29 Mei 2012

"Bukan" Keterkaitan Daerah Dan Nama

Konon nepotisma alias koncoisme  terkadang dikaitkan dengan berasal dari daerah yang sama, kadang juga ditafsirkan karena kesamaan nama,kesamaan alumni atau pokoknya yang kalau dimemper-memperkan memang gathuk. Seperti dalam perusahaan tikar pandan kali ini sebut saja PT. Mediaturu yang CEonya dipimpin oleh Soetikno yang asli dari Jawa Timur. Sementara direksi-direksinya meski hampir 75% adalah orang Jawa Timur tetapi ada juga yang dari Batak. 

Ada sedikit pergunjingan dalam pergantian direksi ditubuh PT Mediaturu. Direktur Anyaman yang sebelumnya dijabat oleh Cecep Sutisna yang asli Jawa Barat kini digeser oleh Sumarno , karyawan karier dari pacitan. Gunjang ganjing itu ditengarai Sumarno dulu bertetangga dengan Soetikno di sebuah Desa di Pacitan. Bahkan satu alumni saat mahasiswa di sebuah perguruan tinggi ternama. 

Sementara Direktur Pengadaan Bahan Dasar Tikar yang sebelumnya dijabat oleh Andi Andi kini digantikan oleh Bimo Tanjung. Nah ini justru menimbulkan pergunjingan yang cukup ramai. Pertama debut, Bimo Tanjung dalam perusahaan yang masih tak seberapa lama, masih terlalu muda. Karir pria muda ini memang seperti sudah disiapkan oleh Soetikno. Kono saat menjabat VP Humas di Mediaturu, sepertinya jabatan itu dipaksakan. Konon untuk menjabat sebagai Direktur sebelumnya harus mereka yang telah menjadi VP. Makanya karir Bimo saat ada perombakan direksi langsung berkibar. Bimo menyalip rekan selevelnya. Salah seorang dari rekan selevelnya dulu bahkan menghembuskan aroma provokasi bahwa Bimo masih kerabat deka Bakar  Tanjung yang pernah memimpin partai Galau Karepmu (GALKAR) partai besar di Republik Apaadanya ini.

Tetapi berita-berita miring itu tidak pernah bisa dipertanggungjawabkan karena sumbernya tidak jelas apalagi CEO Soetikno mempunyai hak penuh untuk mengangkat pembantu-pembantunya di jajaran direksi. Istilah pejabat titipan dari pusat lah, kerabat dekat Presiden Bayasura lah, pokoknya isue-isue yang berdar itu membuat karyawn perusahaan di PT.Mediaturu jadi bingung. Jangan-jangan memang masih ada nepotisme itu. Tetapi setidak perlu juga dicermati apa yagg menjadi hembusan isue di lapisan bawah. Karena nepotisme dikhawatirkan menghilangkan profesionalisme.

Dalam sambutannya CEO PT. Mediaturu Soetikno berkali-kali menyampaikan bahwa komposisi direksi sekarang ini memnag berkiblat pada profesionaisme"Tidak ada nepotisme,koncoisme, saya yakin atas pilihan ini akan dapat membawa Mediaturu menjadi perusahaan yang EBITDAnya terus tumbuh" kata Soetikno. Bahkan Soetikno begitu yakin bawa bahan tikar pandan masih menjadi primadona orang pedesaan yang jumlahnya jutaan orang"Terus tingkatkan kualitas tikar pandan kita , karena itu yang dapat membangun perusahaan ini terus tumbuh" tegas Soetikno. Seperti disampikan Bimo Tanjung saat menjabat VP Humas bahwa peluang ekpor tikar pandan justru di negara-negara Eropa.

Apalah perlunya membahas kesamaan kesamaan nama,daerah yang sama ataupun sesama alumni? Biarlah hasil yang akan bicara. Apakah keraguan karyawan selama pergantian direksi baru ini terbukti, PT.Mediaturu justru antiklimak menjadi peruhaan yang tinggal nama? atau sebaliknya akan mengalahkan produk karpet Turki apalagi hanya produk karpet dalam negeri. Kita lihat nanti*Nangkris


Selengkapnya »»  

Minggu, 27 Mei 2012

"Membidik" Indonesian Idol 2012

Oleh:Nanang Kristyo Nangkris

Menjadi idola adalah dambaan setiap orang dan tidak mudah untuk mejadi orang yang diidolakan. Dalam ajang tarik suara , adalah Indonesian Idol merupakan ajang untuk menjadi seorang tokoh penyanyi yang didiolakan. Tetapi ingat, dalam kompetisi Indoneisan Idol (I-2) ada dua penilai. Pertama adalah penilai kompetensi yang bisa disebut sebagai komentator. Orang-orang yang duduk sebagai komentator sudah tidak perlu diragukan dalam bidang tarik suara, sebut saja Ahmad Dhani, Agnes Monica dan Anang Hermansyah.

Sedang penilai kedua adalah para pemuja sang calon idola. Mereka berebut berpacu dalam pengiriman SMS untuk memberikan dukungan kepada sang calon Idola. Penilai ke dua ini teridiri dari para fans fanatik sang calon idola , keluarga dan orang-orang terdekt yang tentunya sangat tergantung dari kekuatan finansial untuk terus dapat berpacu dalam pengiriman SMS. Kono sang calon idola juga mempunyai effort yang kuat untuk memberikan modal atau sokongan pembelian pulsa untuk SMS agar dapat menjadi idoal yang terpilih berdasarkan jumlah dukungan melalui SMS yang mempunya keputusan mutlak!

Saya tidak akan berputar-putar disitu. Sesuai judul diatas saya akan mencoba membidik siapa sebenarnya calon I-2 2012 mendatang? Sebagai info awal saat saya menulis ini tinggal 5 idola lagi berarti akan ada 3 orang yang akan dieliminasi dan meninggalan karantina I-2. Siapa? saya dapat ramalkan yang akan menyusul Rosa minggu lalu adalah antara Dion dan Yoda. Kenapa? naluri saya mengatakan bahwa mereka adalah penyanyi-penyanyi standart lokal. Dion, yang relatif hanya enak didengar tatkala menyanyikan lagu beriramakan swing yang mendayu-dayu seperti suara Frank Sinatra. 

Tetapi ingat, menjadi I-2 tidak hanya bisa nikmat menyayikan lagu dalam irama tertentu, dia harus general!, makanya saya melihat Dion tidak memiliki itu! tetapi saya sangat suka dengan tipikal suaranya yang mantab di area irama swing. 

Yoda. Yoda sebenarnya tidak memiliki ciri khas yang jelas. Ini bolak balik seperti disampaikan oleh Ahamd Dani. Bahwa Yoda tidak bisa memilki suara khasnya saat membawakan lagu. Dan menurut saya Yoda seperti penyanyi biasa yang seharusnya tidak berkaliber I-2, tetapi kekuatan Yoda ada pada kharismanya. Dengan packeging atau balutan performance dari rambutnya yang ikal seperti mie rebus dan nyaris kribo, itu saja.

Maka kesimpulannya, setelah Rosa kemarin pulang, maka antara Dion dan Yoda nanti akan menyusulnya minggu depan. Coba kita lihat nanti!

Lalu siapa yang akan berjaya di 2 besar I-2 2012? seperti gambar yang saya rancang sesuai urutan maka Sean kemudian Regina dan Febri dengan komposisi perolehan suara Sean=60% , Regina 30% dan selebihnya Febri=20% atau Sean akan memiliki probabilitas peluang sebesar 85% Regina mungkin bisa 60% dan Febri kurang dari 50% atau bisa hanya 40%.

Kenapa harus Sean? Ya Sean masih begitu muda dan telah memiliki keahlian mengolah suara dan saya yakin Sean telah siap untuk go internasional! Kenapa bukan saya memilih Regina? Ya, suara Regina beda-beda tipis dengan Sean, tetapi ingat usia Regina yang lebih senior dari Sean merupakan posisi yang tidak menguntungkan bagi Regina. Febri? Febri belum siap go internsional rupanya, karena penguasaan bahasa asingnya yang masih jauh dari Sean!

Tetapi semua bisa berbalik 180% karena relatifitas hasil yang memutlakkan hasil poling SMS daripada kualitas dan kompetisi dalam bidang tarik suara. Tidak apa-apa, semua orang adalah seorang Idola, bagi pacarnya, bagi isterinya, bagi suaminya dan tentu bagi keluarganya! Okay? Mari kita lihat apakah benar Sean akan menjadi juara 1 disusul Regina diposisi ke2 , kita tunggu.Tentu Anda punya pandangan lain*Nangkris
Selengkapnya »»  

Sabtu, 26 Mei 2012

Kangen Eko Sarjono - Kisah Pisau Belati (habis)

Waduh sorry Jon memoryku sempat blank karena kesibukan di kantor. Ngurus tamu ya jualan Speedy juga. Tapi pasti kamu ingat cerita kita tahun 80-an menjelang perpisahan karena kelulusan SMA KITA! Coba baca! Salam kangen , mudah2an lebaran kita bisa bertemu!

Kisah Pisau Belati

Cerita paling melekat dalam memoryku dengan Eko Sarjono adalah ketika "perang" melawan mandor tebu. Suatu ketika habis ujian praktek olah raga kelas 3 SMA , aku dan Jon berniat mengambil tebu di "embong kidul". Karena bayangkan saja kenikmatan makan dan menggiling air tebu lewat mulut sehabis olah raga! jadi kami seperti orang gila dan rakus, karena haus.

Sebelum berangkat kami telah menyiapkan segala sesuatu, goni untuk tempat tebu dibawa pulang nanti termasuk pisau. Nah untuk mendapatkan pisau yang tajam , tidak ada satu-satunya , kecuali punya bapaknya Jon. Belati berukuran agak besar dan tebah sehingga gampang menebas setiap potong tebu. Namun usaha untuk mendapatkan pisau itulah yang susah.

Habis sholat lohor , P Soekram (bapaknya Jon) tertidur pulas di kamar. Nah pisau itu terletak di dinding seberang tempat Pak Soekram tidur. Jadi penuh kehati-hatian Jon mengambil pisau yang merupakan barang kesayangan dan tak seorangpun boleh menggunakannya tak terkecuali Jon. Kalau ada yang menggunakan pisau itu pasti P Soekram akan marah-marah! Bayangkan kalau sedang mengasah, bisa seharian P Soekram berada di ungkalan belakang rumahnya dekat sumur, di bawah pohon belimbing wuluh.

Tapi upaya Jon tidak sia-sia, karena kini pisau itu sudah di tangan dan siap berangkat ke embong kidul. Kami merangsak ke dalam hutan tebu yang lagi bernas-bernasnya. "Krasak" satu pohon tebu ditebas...kemudian kami makan sepuas-puasnya di salam hutan tebu, termasuk goni sudah penuh dengan potongan tebu dan oleh-oleh untuk orang-orang di rumah.

Namun sial. Mandor tebu telah berada di ujung jalan dan rupanya dia telah menunggu 2 jagoan pemberani makan tebu rakyat! TRI (tebu rakyat Intensifikasi)
"Mana pisaunya!" kata mandor
"Tak bisa, ini punya bapak saya" kata Jon agak pucat.
"Kamu tahu ini tebu rakyat, bukan tebu pabrik. Ini ada  yang menanam , tahu! kok enak kamu makan dan membawa pulang!" kami semakin terpojok, dan pisau telah beralih tangan, dan mandor itu dengan santainya membawa belati bagus milik Pak Soekram. Sementara Jon berlari dan aku mengikutinya.Kemana Jon?

Ternyata Jon yang aku kenal petualang itu panik juga, apalagi aku, membayangkan bagaimana p Soekram tahu nanti? Ternyata Jon mengambil senapan angin dan lari terbirit-birit menuju lokasi mandor yang masih santai di bawah pohon asam pinggir ladang tebu yang cukup luas itu! Sayang Jon terlalu cepat mengambil tindakan. Belum mendekat dia sudah menelorkan 2 peluru senapan angin , terang saja mandor itu meloncat dan mengambil sepeda kebonya , mengengkol dengan ngawur menghidar peluru sebiji jangung yang terbuat dari timah. Satu peluru rupanya mengena di bokong mandor, terlihat sekali dia memegangi pantanya dan agak terhuyung-huyung, kami tidak peduli dan terus mengokang senapan angin Benyamin itu.

Kami terus berlari mengejar mandor itu untuk mendapatkan pisau, sementara mandor semakin jauh meninggalkan kami dan tak terjangkau. Jon semakain pucat dan takut. Aku tak bisa bayangkan anak setegar ,segagah Jon kelihatan begitu lemas karena tajut dan kelelahan.

Angin di sudut Sidomukti mengantar kami pulang , hanya semilir angin itulah yang dapat sedikit menenangkan gejolak hati kami berdua disaksikan pohon asam yang ikut semakin masam!Aku kasihan dan juga merasa bersalah.Aku yakin Jon sudah siap dengan "murka" bapaknya karena pisau kesayangannya itu telah amblas disita mandor tebu.-habis-*Nangkris


Selengkapnya »»  
Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat