NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Selasa, 21 Desember 2010

Joint Moment With Mr Wong Ge Sheet


Ditengah kesibukannya Mr. Wong Ge Sheet ternyata mau juga diajak diskusi masalah pekerjaan. Sebagai seorang manager sepertinya bagi saya sulit akan mendapatkan waktu dengan peranakan China Jawa ini. Tak herak jika logat bicaranya campuran bahasa Indonesia dan Jawa “medok”. Saya selalu heran dengan manager satu ini. Tak pernah kelihatan di kantornya yang lux, hamper setiap hari, sehingga muncul pertanyaan kapan kerjanya? Padahal sebagai Manager Marketing dia menduduki posisi strategis dan penting untuk mendongkrak hasil penjualan perusahaan rokok TUNILA20. Sebuah merk rokok yang sampai tahun 2010 ini terus leading.
“Selama pagi Mr. Wong, apa khabar” sapa saya saat suatu ketika bertemu di ruang kerjanya.
“Pagi. Mari mas masuk, wah saya jangan banyak difoto ya” katanya agak takut karena saya kebetulan membawa kamera single lens reflex atau umum dikenal dengan kamera SLR.
Saya duduk di depan meja kerja yang dindingnya penuh dengan foto-foto gebyar pemasaran dan even TUNILA20. Di belakang meja kerjanya ada buffet minimalis di pojoknya sebuah piala satu-satunya. Hampir tidak ada pigora yang berisi penghargaan seperti layaknya kantor lainnya.
“Wah ini suatu kebetulan Mr, saya bisa bertemu dan ingin merampok waktu Anda”
“Tidak apa-apa kalau tak lebih dari satu jam”
“Oh tidak, saya tahu aktivitas Mr seperti apa.Mr, saya jarang melihat Anda ngantor, memang ke mana?” Tanya saya
“Bolos” jawabnya kalem tetapi jelas ini sebuah gurauan dan melanjutkan
“Ngapain di kantor? Seorang marketing tidak perlu ke kantor.Ya jarang-jaranglah hanya melihat aktivitas karyawan dan staf”
“Lantas Mr ke mana?” pancing saya.
“Kesempatan pertama, dari rumah saya langsung ke kantor agen-agen TUNILA20 yang di sini ada 5 agen tunggal dan besar”
“Mr. berlama-lama di kantor agen,  apa yang Mr. lakukan?”
“Menurut saya ini hal yang paling krusiel harus dilakukan.Ujung tombak penjualan kita ada pada agen. Agenlah yang akan bertemu dengan end user. Kalau staf saya? Mereka hanya mengatur saja tidak turun langsung ke konsumen. Saya selalu katakan kepada para mitra agency, apapun yang mereka minta akan saya penuhi selama dapat mendongkrak omzet” kata Mr Wong Ge Sheet.
“Kegiatan internal di kantor seperti rapat manajemen, apakah Anda ikut hadir, kalau melihat intensitas Anda banyak dilapangan” lanjut saya.
“Hadir secara fisik dalam meeting itu memang perlu, tetapi bagi saya itu bukan hal yang sulit.Di mana saja ketika saya menemui 5 agen saya, bisa mengikuti telekonfren dengan pimpinan.Padahal saya sedang ngopi di hotel dengan mitra agency” kata Wong.
“Pendelegasian? Bagaiaman Mr?”
“Anda ini bagaimana.Era sekarang apa yang susah? Saya tidak menekankan mereka menjadi karyawan yang “rutin”, tetapi saya berharap mereka mampu menggoalkan target”
“Kunci mengapa sampai sekarang TUNILA20 terus leading di kompetisi rook, apa sebenarnya”
“Maaf saja tidak perlu detail ya.TUNILA20 adalah produk legacy sejak 1920. Kami adalah pelopor rokok kretek dan filter.Performance pertama sejak diluncurkan 1920 cita rasa itu sudah mengena di hati konsumen.Generasi kami tinggal mengatur dan mengimprovisasi selera pasar yang terus berkembang.Karena pasar sudah mengenal kami, tak sedikitpun perusahaan merubah trade mark  rokok . Jadi bila Anda tahu bungkus rokok ini mulai diproduksi awal hingga sekarang tetap saja begini, ya memang beberapa ada yang diperbarui tetapi tidak seberapa”
“Ngomong-ngomong TUNILA20 ini memang ada perbedaan dengan competitor yang ada yang cenderung menggunakan nama-nama keren dan angka-angka, kenapa ini Mr”
“Ya itu adalah tinggala leluhur pemilik pabrik ini.TUNILA20 itu sendiri merupakan singkatan”
“Apa itu Mr?” saya penasaran
“Tuwo Ning Laris, sementara 20 itu angka berdirinya pabrik ini pada tahun 1920” kata Mr Wong Ge Sheet.
“Jadi yang selalu mengakar di manajemen TUNILA20 ini adalah kemitraan ya?”
“Ya itu salah satunya.Budaya kerja juga perlu di internal.Bagaiamana melihat tantangan ke depan dengan manajemen resiko yang selalu kita trapkan”
“Memang resiko ke depan yang dihadapi TUNILA20 apa Mr?”
“Maaf kalau yang ini saya harus rahasikan ya..ha..ha” ketawa ngakak.(nangkris_1)

*---------------*
Bagaimana kelanjutannya , tunggu berikutnya.Bagaimana TUNILA20 membangun sinergi dengan agency?

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat