NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Minggu, 27 Januari 2013

Tukang Bubur Naik Haji, Sinetron Religikah?

Nangkris***

Mudah2an Anda termasuk orang yang selalu menunggu kehadiran sinetron “TUKANG BUBUR NAIK HAJI” (TBNH) yang tayang setiap hari Sabtu samapi kamis malam. Sinetron yang disutradarai oleh Ucik Supra dan dibintangi oleh beberapa bintang ternama seperti Mat Solar sebagai H Sulam, Nani Wijaya sbg Emak, Citra Kirana sebagai Rumanah, Andi Arsyil Rahaman sebagai Robby dimana mereka merupakan tokoh sentral dalam sinetron ini.

Sinetron yang bergenre sinetron Islami, kisah rakyat sehari-hari dan religi komedi itu menceritakan kisah seorang penjual bubur bernama Sulam yang oleh karena ketekunan dan mempunyai niat yang tingg untuk menunaiakan ibadah haji, terutama Emaknya akhirnya niat itu dikabulkan oleh Allah dan benar Sulam telah menjadi seorang Haji, Haji Sulam..

Namun dalam perjalanan kehidupan sosial sehari-hari H Sulam mendapat rival seorang haji dua kali yang memiliki perilaku sangat bertolak belakang dengan gelar haji yang disandangnya yaitu Haji Muhudin, yang diperankan Latif Sitepu.

Alur cerita sinetron ini terus berkembang oleh karena pada akhirnya tokoh muslim sejati H Sulam berbesanan dengan H Muhidin yang digambarkan muslim yang “sesat”, hal ini dikarenakan Robby , adik Hajjah Rodiyah (isteri h Sulam) memperistri Rumanah , seorang mubaligh lulusan Kairo yang tak lain adalah putri H Muhidin

Kiranya saya tidak akan terus mengulas cerita sinetron TBNH ini karena memanag lebih asyik melihat langsung sinetronnya saja, eh jadi pesan sponsor? Setelah saya mengamati seluruh karakter tokoh2 center dalam sinetron ini ada beberapa yang saya catat dari sinetron yang berlatar belakang religi. Memang sang sutradara boleh memoles cerita sedemikian hingga pemirsa menjadi gregetan pada tokoh haji Muhidin yang begitu antagonis dan menyimpang dari ajaran agama! Bukan itu saja rupanya Ucik Supra menjadi kebablasan dalam membuat adonan cerita Islami ini hingga saya mencatat beberapa hal yang sangat kontradiktiv dengan tema religi pada seinetron ini.

  1. Setelah isteri H Muhidin, Hajjah Maimunah wafat H Muhidin tinggal serumah dengan Tiyah (Ana Pinem) yang merupakan sepupu Hj. Maimunah tanpa status yang jelas . Meski sempat didemo oleh warga tetapi kehidupan yang selalu mengundang fitnah itu terus berlanjut. Ini yang harus menjadi catatan sang sutradara. Karena tontonan yang sekaligus diharapkan menjadi tuntunan ini memberikan gambaran yang jelas kepada pemirsa yang tidak mustahi ditonton oleh lapisan umur terutama generasi muda bahwa dalam Isalam “diharamkan” laki-laki dan perempuan hidup bersama tanpa ikatan perkawinan.
  2. Dalam setting cerita pasangan suami isteri Kardun (Edy Oglek) sipengangguran dan Romlah (Nova Soraya) sebuah gambaran dimana pasangan suami istri ini didominasi oleh Romlah, karena kebetulan Romlah seorang bos perusahaan besar dan kaya raya, sehingga Kardun diperlakukan semena-mena seolah bukan menjadi suaminya tetapi tak lebih dari “kacung” saja. Ini memberikan image negatif pada hakaekat seorang laki-laki yang seharusnya menjadi pemimpin dalam rumah tangga.
  3. Cerita ini menjadi hidup karena dalam lingkaran kehidupan TBNH ini ada duda-duda keren yang tak lengkap bila tidak dicastingkan janda dalam sinetron ini. Sehingga Ucik Supra mengcasting Dina Lorenza menjadi Riyamah, janda keren , cantik dan solehah. Cerita ini menjadi begitu dangkal (meski menghibur) tatkala H Muhidin berkompetisi dengan Tuan Togu (Hamka Devito Siregar) seorang pengusaha Batak yang sukses. Celakanya Ucik Supra membiarkan Riyamah, janda cantik terkatung-katung tanpa nasib yang jelas, kadang nginap dirumah ustad Zakaria yang merupakan keluarga sakinah, kadang dibiarkan menginap di rumah romlah, yang sempat digoda oleh Kardun saat masih menjadi suami Romlah.
  4. Dalam adegan suasana ruang kerja yang melibatkan Robi, Rere (Alice Norin) dan Restu (Rio Reifan) tidak menggambarkan sebuah ilustrasi suasana kerja yang Islami. Kita ketahui dalam cerita sebelum Robi menikahi Rumanah hubungan antara Robi dan Rere sempat ada bunga-bunga asmara. Untuk mengantisipasi timbulnya fitnah, maka Ucik Supra menempatkan Rio Reifan mejadi pihak ke 3 diantara mereka, sebagai teman kerja yang baru. Tetapi justru keberadaan Restu mejadi sebuah pusaran berbmuda yang selalu berulah provokativ!

Tetapi endingnya tentu Ucik Supra mempunyai jawaban untuk semua problema ini mesti adegan-adegan tak “Islami” terlanjur terjadi dalam adegan TBNH.Dan seperti kata orang Jawa bilang seharusnya Ucik Supra berbuat "ngono yo ngono, nanging ojo ngono" (gitu ya gitu tetapi jangan begitu). Ayo para pemirsa berat TBNH kita ikuti seri-seri berikutnya..apa yang bakalan terjadi.***Nangkris

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat