NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Senin, 27 Februari 2012

Usia 87 Tahun, Pria Ini Raih Gelar PhD

FLORIDA – Usia tidak menjadi penghalang untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Kalimat klise ini terjadi pada Richard Smith yang berasal dari Florida, Amerika Serikat. Pada usia senja, 87 tahun, Smith lulus dari program pendidikan doktoral di Florida International University.

Berkat kegigihan mengenyam dunia pendidikan, mantan pilot pada Perang Dunia II ini dinobatkan sebagai orang tertua yang lulus dari kampus di kawasan Florida Selatan. Smith meraih gelar Ph.D. berkat disertasi sejarah Perang Saudara Amerika pada era politisi John Sherman.

“Ini adalah cara yang baik agar tetap awet muda,” kata Smith seperti dikutip dari Huffingtonpost, Selasa (16/8/2011).

Lantas, kenapa Smith ingin kuliah meski usianya sudah tidak muda? Smith mengaku ini terjadi berkat dorongan dari istrinya, Zenaida Hernandez Smith. Smith memang sudah berhenti bekerja atau pensiun pada usia 70 tahun. Dia berhenti dari bisnis pakaian keluarga di Miami.

Saat itu, Hernandez Smith melihat program untuk warga senior. Dia pun mendesak Smith agar segera mendaftar. “Saya berkata, 'Hei dengar, kamu harus melakukan sesuatu karena membuat saya sesak nafas di sini’,” kata perempuan yang baru berusia 34 tahun ini.

Dia menurutinya dan mengambil beberapa kelas. Dia senang karena terlibat dengan teman sekelas dan dosen muda sehingga dia bisa fokus menjalani kuliah selama enam tahun. Apalagi, ada satu hal yang membuat Smith terkesan. “Ada banyak gadis cantik di sana,” kisahnya.

Setelah punya gelar, Smith mulai mempertimbangkan untuk mengajar. Namun dia masih membutuhkan banyak waktu untuk membuat keputusan. Smith punya pesan khusus untuk semua orang.

 
 “Untuk siapapun di luar sana yang berpikir terlambat untuk kembali ke sekolah, saya memberitahu mereka bahwa itu semua salah," pungkasnya.
(rhs)
Di copas dari Okezone
Selengkapnya »»  

Kamis, 23 Februari 2012

Rindu Yang Terhenti

Oleh:Nanang Kristyo Nangkris
 (bila ada kesamaan kejadian, nama, itu hanya kebetulan belaka)
"Kamu harus seperti mama, bangun pagi siap-siap ke kantor. Ayo mandi sarapan dan cepat sekolah"

"Tapi benerin dulu anten TVnya, aku nggak bisa lihat kartun"

"Loh, apa mama bilang, ini sudah jam setengah tujuh, sebentar lagi pak Saman menyusulmu, ayo cepat mandi!"

"Nggak..enggak...TVnya dulu ma"

"Nggak usah, kamu harus cepat mandi", maka sejurus kemudian menangislah Ana sejadi-jadinya. Tapi anak enam tahun itu malah dicubit oleh mamanya yang bersiap-siap segera ke kantor. Sementara Sarti, pembantunya, bengong tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ana terus saja menangis, tetapi mamanya terus melakukan aktivitas persiapan ke kantor sampai kemudian harus berangkat.

Situasi itu hampir terjadi setiap hari. Setelah mamanya berangkat ke kantor, Ana malah memutuskan untuk tidak sekolah, bersama mbak Sarti di rumah. Seketika pak Saman datang dia kecele, seperti hari-hari sebelumnya Ana malas bersekolah.

Hari-hari terus dialakuinya bersama Sarti pembantu yang sudah bertahun-tahun membantu di rumah itu. Bahkan Sarti sudah seperti ibu kandungnya daripada Ratna , mamanya. Sepulang dari kantor sekitar jam 8 malam , seperti biasa Ratna selalu menanyakan hasil sekolah Ana. Tapi kekecewaan yang didapatinya , karena putrinya itu mogok ke sekolah.

Lagi, terjadi amarah yang luar biasa. 

"Mama ini kerja sampai malam untuk kamu. Kamu harus menurut mama. Ayo besok harus sudah kembali ke sekolah lagi!" bentak Ratna. Ana hanya membisu. Seolah ada kata yang tersimpan dan tabu diucapkannya kepada Ratna , ibu yang melahirkannya itu.

Belum sempat bercengkerama, Ratna sudah mewajibkan putrinya itu tidur, sama seperti hari-hari kemarin. Agar Ana tidak terlambat ke sekolah. Meski dengan perasaan marah, Ana tetap harus menuruti mamanya , tidur untuk menjemput hari esok yang sama. Ana ingin cepat-cepat malam berlalu agar esok segera bertemu Sarti, pembantu yang sangat memahaminya.

Hari minggu tak dirasakan Ana seperti anak-anak lainnya. Karena dia harus belajar , karena waktu-waktu mamanya tidak dapat memberikan pendampingan saat Ana membutuhkannya. Seolah Ana merasakan disorientasi pada orang tuanya yang sebenanrya sangat menyanginya. Mama terlalu egois, mama tidak mengerti perasaan, mama jahat! demikian ketuk hatinya.

Demikian hari-hari berlalu, rumah menjadi sepi. Orang-orang tak mau menaruh peduli pada, karena di komplek ini hampir semuanya sibuk sendiri-sendiri. Hingga tak heran Ana akhirnya terkadang mencurahkan isi hatinya itu pada tetangga depan rumahnya. Seperti masa kanak-kanak, curhat itu hanya berkisar pada tingkah laku orang tuanya.

"Rumah Bu De ini bagus" kata Ana suatu ketika
"Loh masak rumah Bu De begini bagus? Bagus rumahmu to?"
"Nggak, rumahku jelek, aku seneng di rumah Bu De! Aku seneng sama Bu De, nggak sepeti mama jahat!" 
"Heh, anak mama tidak boleh berkata seperti itu An"
"Biar mama memang jahat!,"

Ada satu hal yang selalu dipesankan Ana kepada Bu De:
"Bu De jangan bilang-bilang mama kalau aku ke sini ya" demikian setiap kali Ana pamitan pulang.

Bagi Ana , percuma saja pulang ke rumah yang kosong dan sepi. KAlaupun ada mahkluk yang datang paling-paling hanya marah, menuntut dan tak pernah menuruti kata hatinya. Bahkan seolah dirinya hanya sebagai objek penghalang karir mamanya. Selalu membuat repot mamanya dan tak mau mengerti mamanya.

Pada suatu ketika hingga tengah malam mamanya belum pulang, Ana berada di rumah Bu De 

"Sebentar lagi mamamu pulang cari kamu An"
"Biar aku di rumah Bu De saja"
"Loh sayang, kamu nanti dmarahi sama mama, ayo nak pulang, kasihan mbak Sarti di rumah sendirian"
"Nggak!"
"Apa kamu nggak kangen sama mama?, ayo pulang kasihan mama nak"
saat  Ratna mengetahui anaknya itu di rumah Bu De, dia menghampiri rumah yang berada di depan rumahnya itu! dengan tanpa ada perkataaan sepatahpun, hingga sulit untuk diceritakan.

Sepertinya Ana kehilangan sebuah sikap kepada mamanya. Kalau saja dia bisa membuat list tentang apa yang diinginkannya kepada mamanya, mungkin tidak terhingga. Namun percuma, apa yang dia inginkannya tidak akan didapatinya, seperti sikap Bu DE kepada anak-anaknya, keculai kewajiban belajar dan mengerti kesibukan mamanya! Benar saja saat bu De menanyakan apakah Ana tidak merindukan mamanya yang seharian hingga malam bekerja untuknya, Ana dengan tegas mengatakannya . Tidak!, sepertinya rindu itu sudah terhenti!***nangkris83@gmail.com
Selengkapnya »»  

Rabu, 22 Februari 2012

Iwan Fals...Apakah Sudah Tidak Fals?

Oleh:Nanang Kristyo Nangkris
Iwan Fals atau nama aslinya Virgiawan Listanto, kita kenal penyanyi yang bukan sekedar penyanyi, tetapi juga seorang pemerhati sosial dan lingkungan. Kiprah bermusiknya sudah saya kenal sejak saya SMP menjelang SMA. Lagu-lagunya menjadi idola remaja saat itu. Sama seperti lagu-lagu Ebit G Ade , Gombloh dan beberapa musikus se eranya di tahun 80an.

Lagu-lagu Iwan Fals memang banyak mengedepankan masalah sosial,ekonomi dan lingkungan hidup. Kritiknya yang tajam sejak awal kepada anggota Dewan sampia tercipta lagu Wakil Rakyat, kemudian Galang Rambu Anarki yang menandai kenaikan BBM saat itu, bertepatan dengan kelahiran anak pertamanya yang lagi butuh-butuhnya susu, "BBM naik tinggi, susu tak terbeli" demikian lirik lagu itu.

Hingga tak heran jika Iwan Fals menjadi idola kelompok akar rumput, mahasiswa dan orang-orang tertindas, hingga dengan itu dia memiliki kharisma tersendiri. Kekaguman kepada Bung Hatta dilampiaskannya lewat lagu. Demikian pula dengan lagu "Bongkar" , sebuah kritik tajam kepada pemerintahan saat itu (Rezim Orba). Sepertinya tak ada musikus dan pencipta lagu seberani Iwan Fals menghadapi "tembok" keras rezim Orba.

Coba simak pula Siang Seberang Istana, bagaimana Iwan menggambarkan hiruk pikik Istana saat itu , bagaimana Iwan bisa mewakili kaum kecil dalam memandang nikmatnya di istana? Krits banget pokoknya. Maka tak heran banyak juga lagu-lagu Iwan Fals yang tidak dapat beredar karena mungkin dianggap terlalu panas penguasa saat itu.

Namun , akhir-akhir ini musikus pop , ballad dan folk itu tak lagi terdengar. Kemana lagu-lagu kritis Iwan saat ini. Toh keadaan sepertinya belum berubah dengan kondisi saat Iwan begitu "Fals" menciptakan lagu kritikan. Meski saya bukan pengagum beratnya, tetapi saya begitu suka dengan gebrakan-gebrakan Iwan Fals saat itu. Karena melalui lagu-lagunya itu Iwan seolah memotret kehidupan dan fakta yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Bagaimana penguasa saat itu yang begitu "rapat" dalam menutup arus informasi, tetapi Iwan tetap bisa dan terbukti beberapa lagunya juga lolos.

Saat ini sepertinya Iwan lebih sibuk road show ke daerah-daerah, hingga lupa membuat album dan juga mana inspirasinya terhadap kondisi saat ini? Apakah Iwan sudah tidaj Fals lagi? atau juga Iwan telah "dipinang" penguasa hingga suaranya sekarang menjadi "mayor" dan censerung enak di dengar. Perjuangan Iwan sebenarnya masih panjang dalam menyoroti kondisi sosial saat ini. Tidak ada figur penyanyi seperti Iwan sekarang, padahal kran demokrasi sudah dibuka lebar. 

Kemana lagu-lagu kristikmu Iwan? Atau sudah tua hingga lelah dalam berkarya? Sebagai pengagummu saya masih berharap Iwan bisa mencipta lagu lagi, meski bukan sebuah krtitik sosial (karena mungkin Iwan sudah cocok dengan kondisi saat ini) lagu cinta dan romantika kehidupan juga boleh, insyallah saya beli CDnya....***nkristyo83@gmail.com
Selengkapnya »»  

Selasa, 21 Februari 2012

Cinta adalah Reaksi Otak




Jatuh cinta berjuta rasanya. Saat seseorang merasakan cinta yang mendalam, jantungnya berdetak kencang, perut seperti terikat, emosinya naik-turun, merasa luar biasa bahagia beberapa saat lalu cemas dan putus asa sesaat kemudian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasaan seperti itu datangnya dari otak, bukan hati. 

Dalam sebuah studi ilmuwan memantau citra resonansi magnetis otak dari sepuluh wanita dan tujuh pria yang mengaku sedang jatuh cinta. Usia hubungan mereka berkisar dari satu bulan sampai kurang dari dua tahun. Para partisipan ditunjukkan foto orang yang mereka cintai, dan foto-foto orang yang mirip.

Otak para partisipan bereaksi begitu melihat foto kekasih mereka, menghasilkan respon emosional pada bagian otak yang sama yang biasanya merespon motivasi dan pujian.

"Cinta mendalam yang penuh hasrat menggunakan sistem yang sama pada otak dengan yang biasanya aktif saat seseorang kecanduan obat-obatan," kata Arthur Aron, psikolog dari State University of New York, yang mengetuai penelitian. Dengan kata lain, mereka kecanduan orang yang mereka cintai seperti halnya obat-obatan.

Para ahli mengatakan bahwa romantisme cinta merupakan perasaan paling kuat yang bisa dirasakan seseorang. Otak manusia telah terhubung sedemikian rupa sehingga bisa memilih pasangan, dan manusia menjadi termotivasi untuk mendapatkan pasangan yang diinginkannya, beberapa malah ada yang bertindak ekstrim untuk mencari perhatian dan kasih sayang.

"Kita merasa bahagia saat jatuh cinta, sekaligus merasa cemas," kata Lucy Brown, rekan Arthur, seorang ahli saraf dari Albert Einstein College of Medicine, New York.

Lucy menjelaskan bahwa bagian pujian pada otak, juga disebut pusat kesenangan, adalah bagian penting untuk bertahan hidup. "Bagian tersebut membantu kita mengenali kebahagiaan." 

Lalu apakah rasa cinta bisa pudar? 

Tidak selalu. Arthur menjelaskan hasil penelitian lain yang melibatkan hasil pemindaian MRI pada sepuluh wanita dan tujuh pria yang sudah menikah selama rata-rata 21 tahun, dan mengaku masih merasakan cinta yang mendalam terhadap pasangannya.

Ilmuwan menemukan bahwa bagian otak pada masing-masing orang yang sudah lama menjalin hubungan juga bereaksi saat melihat foto pasangan mereka. Cinta yang bertahan lama memicu aktivitas pada bagian otak yang berhubungan dengan ikatan dan menyukai pujian.

"Bagi kebanyakan orang, pola standarnya adalah rasa cinta penuh hasrat menurun secara gradual, akan tetapi rasa keterikatan malah tumbuh," kata Aron.

Ikatan tersebut memungkinkan pasangan untuk hidup bersama dalam waktu lama dan membesarkan anak. "Kebanyakan mamalia tidak membesarkan anak bersama-sama, akan tetapi manusia melakukannya."

Perlu diperhatikan, penelitian otak menunjukkan bahwa cinta berubah dari masa ke masa. "Selama cinta masih bertahan, kita terbiasa dengan sebuah hubungan, dan kita tidak takut pasangan kita akan meninggalkan kita," kata Arthur.

Oleh Ni Ketut Susrini

Selengkapnya »»  

Rabu, 15 Februari 2012

Babak Cinta Yang Kandas

Tak banyak yang tahu dari anggota orkes , bahwa Jun salah satu anggotanya telah lama memendam rasa cinta kepada Ratna, salah seorang crew sebuah TV yang sering meliput rombongan orkes ini. Jun sosok pria pendiam seperti es yang beku. Polos dan apa adanya, hingga terkesan melas sekali.

Aroma cintanya kepada Ratna, kini membuat Jun semakin pendiam, lagi-lagi seperti balon dalam ruang hampa udara yang diam terpaku saja. Bagaimana meluruskan niatnya untuk dapat menyampaikan rasa cintanya itu kepada Jun. "Tidak akan, tidak bisa aku mengatakannya" ketuk hati Jun.

Berhari-hari, berbulan-bulan Jun hanya bisa mengawasi gambar foto Ratna yang selalu dia selipkan di dompet kulit kumalnya, dan dibuka saat para anggota orkes terlelap tidur. Saat tampil dan disorot kamera televisi, Jun secara diam-diam telah mencuri pandang kegiatan Ratna yang terus memberikan arahan kepada penonton untuk sesekalai memberikan aplous dalam acara komedi. Ratna memang wanita yan biasa saja, untuk ukuran wanita dengan tinggi kuran dari 160cm, ya tidak seberapa selisih dengan postur Jun.

Namun bagi Jun perempuan lajang itu begitu sangat memikat, entah ada apa dimatanya? tetapi pria peniup saxophone  itu begitu sangat amat mencintai Ratna. Sayang tidak ada waktu yang memberikan celah untuknya agar dapat menyampaikan perasaan cintanya yang begitu murni. Karena Jun mengetahu batasan antara dirinya dan Ratna. Ratna perempuan yang begitu setia dengan karirnya dan tentunya memiliki finansial yang lebih, pengetahuan yang juga lebih, itulah yang mengkerangkeng Jun untuk dapat merebut hati Ratna.

Rupanya gejolah hatinya itu semakin menggelegar saat hari Valentine tiba! Pada sore hujan deras di bilik triplek dekatnya Jun telah menyiapkan setangkai kembang yang dibelinya disekitaran stasiun TV itu. Namun, lagi-lagi kakinya berat melangkah , layaknya terkena asam urat, untuk dapat setidaknya berbisik"Ratna betapa aku mencintaimu selama ini"

Namun , tanpa disangka , Tuhan telah menyediakan waktu bagi Jun, seketika perempuan itu melewati jalanan tempat para kru orkes tidur pagi itu.

"Ratna!"

Ratna hanya bengong dan terus saja melaju secepat kilat. Namun keberaniah itu seperti wahyu yang diturukan Tuhan kepada diri Jun, higga dia berlari..

"Ratna...apapun yang akan kau katakan aku siap menerimanya"
"Maksudmu apa sih?" Ratna semakin bengong.
"Ratna, terimalah bunga ini sekedarnya. Entah apakah kau akan menerimanya atau membuangnya"
"Jun, kamu ini apa-apaan?"
"Tolong Ratna, terima bunga ini sebagai rasa cintaku"

Ratna semakin tidak mengerti namun telah menangkap maksud peberian bunga itu. Sebagai wanita yang begitu menghargai seperti sikap-sikapnya kepada sesama kru, Ratna juga melihat Jun dengan rasa iba. Namun perempuan itu tetap terlihat semakin berwibawa dimata Jun.

"Jun, bukan masanya kita untuk saling mencintai saat ini. Aku akan konsentrasi dulu dengan pekerjaanku, sudahlah kita berteman saja ya, simpan saja bunga itu" ungkap Ratna

Bagai petir di siang bolong, sementara rintik hujan terasa semakin dingin hingga semakin membuat pria lajang itu beku hatinya. Jun terlihat lunglai, dan meratap pada kayu penyangga ruangan, sambil menatap kosong stage yang biasanya dipakai manggung.

Dia tak kuasa menghadapi ini semua. Betap cinta begitu kejam, begitu jahat dan tidak berkompromi pada perasaannya! Rasa yang terpendam itu semakin membawanya terbenam dalam jurang keputusasaan. Mengantarnya kepada rasa hampa menghadapi masa-masa selanjutnya.

Terlihat sepucuk daun melambai, jatuh dalam genangan air, mengiringi cinta yang kandas seorang musisi orkes terhadap kru TV yang dipendamnya. Kini cinta itu telah menjamur dan usang, selaykanya dihapuskan dalam diri Jun, ya Junaidi yang malang!*nkristyo83@gmail.com
Selengkapnya »»  

Selasa, 14 Februari 2012

Susah (sepertinya) Membina Partai "Kutu Loncat" (3-habis)

Kini setelah muncul berita tak sedap yang dibuat oleh para kadernya, SBY juga tentu meras resah dan gelisah. Diambang rampung masa tugasnya mengabdi kepada negeri ini dengan segala sepak terjangnya, dimana 2 tahun lagi sudah harus meninggalkan kursi RI1, PArtai Demokrat di bawah binaan SBY ini mengalami masa keteerpurukan luar biasa.

Lembaga survey , entah siapa yang membiyayai, seberapa tingkat validasinya, rata-rata memberikan gambaran penurunan simpati masyarakat kepada partai Demokrat. Partai baru yang langsung melejit itu seolah terus diterpa badai. Mungkin saja karena kran untuk masuk menjadi kader partai di Demokrat begitu mudahnya. Bisa dimaklumi, karena yang terpenting saat ini dari PD adalah terus eksisnya dinasti PD terutama the founding fathernya selaku pendiri dan para kader-kadernya untuk terus berkontribusi dalam memanage  pemerintahan.

Bila benar terbikti kasus korupsi yang dilakukan oleh kader PD, seolah para kader ini seperti kalap dalam melakukan terobosan dan strategi untuk dapat menikmati uang korupsi yang tak tanggung-tanggung dari APBN, yang jelas merupakan uang rakyat, baik secara pribadi dan disinyalir juga mengalir ke kas partai. Untuk terobosan pertama yang dilakukan SBY, meski sementara Ketumnya , Anas Urbaningrum (AU) tidak, selaku ketua umum tidak melakukan tindakan apa-apa secara internal, kecuali terus meyakinkan publik yang selama ini telah "teropini" AU terlibat , dia santai-santai saja. Kitapun juga berharapp mudah-mudahan tokoh mudah itu tidak terlibat.

Tanpa ada agenda yang jelas mirip Karni Ilyas mengundang para layer dalamacara indonesia Lawyer Club, semalam SBY juga telah mengundang para wartawan di Istana untuk berbincang apa saja. Ini sebuah bentuk yang terkesa "pencucian" dari kemelut yang ada di  PD. Karena masalah yang dipertanyakan wartwan seputar Century, Nazarudin, Wisma Atlet jawaban yang diberikan ya begitu-begitu saja. SBY tetap akan berusaha menunjukkan sikap tenangnya atas kegalauan hatinya. Nampak!

SBY secara mendadak , meski kata TB Silalahi pergantian dirinya dengan Amir Syamsudin itu adalah memang telah terencana, namun kesan yang muncul adalah bahwa PD memang terus melakukan pembenahan paska gonjang ganjing dan kemelut partainya. TB Silalahi juga mengakui bahwa nuansa demokrasi itu memang terus dibangun dalam partainya, meski juga ada yang masih kurang cerdas, seperti saling serang sesama kader, yang ini jarang dilakukan oleh partai-partai lain. Sehingga memnag dibenarkan oleh TB Silalahi, bahwa rotasi di internal partai telah dilakukan dan telah direkomendasikan ke DPP.(harian Berita Sore)

Meski SBY tak pernah dan tidak akan pernah memberikan petunjuk untuk melakukan korupsi, namun kader-kadernya telah berjalan sendiri-sendiri dan berjamaah melakukan korupsi, sesuai opini yang muncul sekarang, terutama yang berada di Badan Anggaran. Entah bagaimana cara penelusuran kader terutama yang duduk di kepengurusan partai yang dilakukan SBY? ternyata memang banyak bermasalah. Marzuki Ali yang telah disangka melanggar etika karena tidak tahu menahu masalah biaya ruang rapat DPR 24M? Soetan Batugana yang juga diduga melakukan korupsi pada tender PLN, Ruhut Sitompul yang bermasalah dengan keluarga dan sempat ditegur SBY, Andi Nurpati yang bermasalah dengan MK saat membaypass dari KPU menjadi pengurus (Humas PD) dan masih dalam proses, ..masih banyak lagi tentunya kader PD yang bermasalah.

Wajar masyarakat termasuk saya menaruh perhatian kepada partai yang berproses instan memenangkan pemilu, karena komitmentnya begitu menggelegar dalam upaya pemberantasan korupsi di negeri ini, lewat media begitu gencarnya dengan slogan "Katakan Tidak Pada Korupsi", tetapi justru bukan siapa-siapa dari anggota / kader PD yang terlibat, malah mereka yang menjadi model iklannya! Tragis! dan dalam bahasa yang kasar bila memnag nanti terbukti itu adalah  munafik! Tunggu kebenaran dan perkembangan berikutnya*nkristyo83@gmail.com
Selengkapnya »»  

Minggu, 12 Februari 2012

Susah (sepertinya) Membina Partai "Kutu Loncat" (2)

Pada perode pemilu 2009 SBY memutar halauan dalam memilih wapres. Mungkin saja seperti diberitakan dan rumor yang saya dengar lewat surat khabar dan televisi, sebagai wapres JK sering dianggap mendominasi dalam mengambil keputusan. Sehingga mungkin juga karena itulah SBY sudah tidak mengajak JK lagi sebagai pendapingnya. SBY lebih memilih Budiono yang mantan Gubernur BI, sementara gubernur BI digantikan oleh Sri Mulyani.

Banyak isue tak sedap di akar rumput dalam setiap perbincangan. Tentunya kelompok ini kemungkinan bukan pendukung partai Demokrat atau juga mungkin saja pendukung yang mengambang. Mereka menganggap keputusan SBY memilih Budiono ini ada balas budi, karena belakangan timbul  gonjang ganjing dana talangan Bank Century dimana disinyalir dana 6,7 T yang dikucurkan ke bank Century yang konon kata ekonom ini bermasalah banyak menuai badai. Bahkan hampir menyeret nama Budiono yang juga telah disidangkan di DPR termasuk juga nama-nama yg dinilai bertanggungjawab, Sri Mulyani, Jusuf Kalla.

Hasil pemashulan di kursi DPR kasus bank century ini memang bermasalah. Namun sampai saat ini , justru bos Century Robert Tantular yang mendekam dalam sel penjara. Sementara sampai saat ini belum menyentuh Budiono dan Sri Mulyani yang konon menurut komisi III DPR kebijakan kedua petinggi mantan dan pejabat BI ini dimungkinkan terlibat. Terlepas benar atau salah bahwa pengangkatan Budiono sebagai wapres sebagai balas budi atau jasa dalam mengmabil keputusan hingga mengucurkan dana 6,7 T terhadap bank kecil semacam Century, saya juga tidak tahu pasti. Tetapi misi SBY mengangkat Budiono ini tentunya bermaksud untuk saling sinergi antara SBY selaku pemerintah dan Budiono selaku wapres sekaligus ekonom. Sehingga dapat menumbuhkan perekonomian republik ini, yang nyatanya memang belum begitu nampak hingga saat ini.

Menginjak tahun ke dua dalam periode ke dua pemerintahannya, SBY semakin banyak mendapat masalah berkenaan ulah kader-kadernya. Seperti yang saya katakan bahwa anggota PD adalah orang-orang yang sebelumnya adalah anggota aktiv partai lain, yang oleh karena ingin menambah wawasan baru , karena ada barang baru, atau juga frustasi, namun yang paling berbahaya dan semoga saja saya salah, bahwa anggota kutu loncat ini sengaja dikirim untuk membuat hiruk pikuk di PD. Coba lihat Ruhut Sitompul adalah mantan GOLKAR, Anas Urbaningrum adalah pentolan HMI yang sangat akrab dengan seniornya Akbar Tanjung seorang tokoh GOLKAR.

Sementara anggota lainnya merupakan penggembira dengan berbagai ltar belakang , seperti artis, putri Indonesia dan beberapa orang-orang kaya. Belakangan para kader muda PD ternyata banyak yang bermasalah. Setelah bendahara umunya, Nazarudin mendekam, satu persatu kader PD yang disebutkan Nazarudin saat pelariannya bermunculan dan diindikasikan terlibat dalam masalah pembangunan Wisma Atlet...(bersambung)
Selengkapnya »»  

Sabtu, 11 Februari 2012

Susah (sepertinya) Membina Partai "Kutu Loncat" (1)

 Sebuah opini.
Oleh:Nananang Kristyo Nangkris
Saya sangat yakin bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah orang yang memiliki niat suci untuk mengembangkan negeri ini. Dan saya tak sedikitpun merasa ragu untuk itu. Apalagi sosok SBY adalak sosok yang memiliki kemampuan kecerdasan dan seorang muslim yang taat. Sederet prestasi ,  jauh sebelum menjadi orang nomor satu di negeri ini SBY telah banyak mengukir prestasi.

Hingga pada masa pemerintahan Megawati , SBY yang waktu itu menjadi Menkopolkam "merasa" dianak tirikan dan dicuekin kiprahnya sebagai pejabat Menko. Entah ini merupakan strategi SBY untuk membangun opini publik bahwa dirinya "dikuyo-kuyo" oleh Megawati, atau memang sebenarnya Mega merasa terancam dengan posisi SBY, ini belum tahu saya. Tetapi terlepas itu strategi atau karena kegalauan Megawati , akirnya momen itu menjadikan SBY menjadi sosok "satrio piningti" yang digadang-gadang oleh pengagumnya.

Seperti yang saya sadur dari situs resmi Partai Demokrat berikut:

-----
Partai Demokrat didirikan atas inisiatif saudara Susilo Bambang Yudhoyono yang terilhami oleh kekalahan terhormat saudara Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan Calon wakil Presiden dalam Sidang MPR tahun 2001.

Dari perolehan suara dalam pemilihan cawapres dan hasil pooling public yang menunjukkan popularitas yang ada pada diri Susilo Bambang Yudhoyono (selanjutnya disebut SBY), beberapa orang terpanggil nuraninya untuk memikirkan bagaimana sosok SBY bisa dibawa menjadi Pemimpin Bangsa dan bukan direncanakan untuk menjadi Wakil Presiden RI tetapi menjadi Presiden RI untuk masa mendatang. 

Hasilnya adalah beberapa orang diantaranya saudara Vence Rumangkang menyatakan dukungannya untuk mengusung SBY ke kursi Presiden, dan bahwa agar cita-cita tersebut bisa terlaksana, jalan satu-satunya adalah mendirikan partai politik. Perumusan konsep dasar dan platform partai sebagaimana yang diinginkan SBY dilakukan oleh Tim Krisna Bambu Apus dan selanjutnya tehnis administrasi dirampungkan oleh Tim yang dipimpin oleh saudara Vence Rumangkang. Juga terdapat diskusi-diskusi tentang perlunya berdiri sebuah partai untuk mempromosikan SBY menjadi Presiden, antara lain : Pada tanggal 12 Agustus 2001 pukul 17.00 diadakan rapat yang dipimpin langsung oleh SBY di apartemen Hilton. 

Rapat tersebut membentuk tim pelaksana yang mengadakan pertemuan secara marathon setiap hari. Tim itu terdiri dari : (1). Vence Rumangkang, (2). Drs. A. Yani Wahid (Alm), (3). Achmad Kurnia, (4). Adhiyaksa Dault, SH, (5).Baharuddin Tonti, (6). Shirato Syafei. Di lingkungan kantor Menkopolkampun diadakan diskusi-diskusi untuk pendirian sebuah partai bagi kendaraan politik SBY dipimpin oleh Drs. A. Yani Wachid (Almarhum). Pada tanggal 19 Agustus 2001, SBY memimpin langsung pertemuan yang merupakan cikal bakal pendirian dari Partai Demokrat. Dalam pertemuan tersebut, saudara Vence Rumangkang menyatakan bahwa rencana pendirian partai akan tetap dilaksanakan dan hasilnya akan dilaporkan kepada SBY.-------

Maka , pendirian partai demokrat tersebut menjadi spirit SBY untuk maju pada pilpres 2009. Sebagai partai baru yang mengusung satrio piningit yang meninggalkan riwayat partai-partai sebelumnya, seperti GOLKAR yang terseret aroma "bau tak sedap" rezim Soeharto , sementara PDIP juga mengalami hal yang sama yang menyisakan kekecewaan rakyat sebagian. Maka dengan membawa slogan reformasi, sikap kesantuanan dan wajah tampan SBY yang menjadi primadona dikalangan ibu-ibu muda dan tua (lebih-lebih), sehingga dalam hal ini Megawati setelah SBY terpilih dan mengeluarkan kebijakan yang menurutnya tidak pro rakyat, Mega mengatakan "Salahe sopo pilih sing ganteng" (salah siapa pilih yang tampan).

Dengan pendukung yang hampir mayoritas merupakan mereka-mereka yang sebelumnya beberapa merupakan partisan, anggota bahkan pengurus partai GOLKAR  dan selebihnya juga ada beberapa dari partai lainnya, SBY berhasil menguras suara partai kompetitornya. Apalagi dengan jeli SBY memanfaatkan Ketua Umum partai besar ,Yusuf Kalla,  yang sampai sekarang merupakan partai rival terkuat  melenggang mulus ke tampuk kekuasaan negeri ini.(bersambung)*


Selengkapnya »»  

Partai Terpidana



ADHIE M MASSARDI
Sabtu, 04 Februari 2012 , 23:43:00
PARTAI Demokrat bak meteor ketika muncul pertama kali pada pemilu legislatif 2004. Meraup 7,45 persen suara, Partai Demokrat menduduki peringkat ke-5, mengungguli PAN dan PKS yang lebih dulu eksis. Dalam peroleh kursi di DPR RI, partai besutan Yudhoyono ini masuk empat besar, bersama Partai Golkar, PDIP dan PPP

Meskipun waktu itu Yudhoyono dianggap fenomenal lewat rakayasa konflik dengan Presiden Megawati yang melahirkan celotehan (Taufik Kiemas, suami Megawati) “jenderal kayak anak kecil”, tapi nyaris tak ada yang menduga Partai Demokrat bisa meraih suara sebanyak itu.

Yudhoyono sendiri, sebagai arsitek di belakang layar yang diam-diam kerap menggunakan ruang kantornya (Menko Polkam) untuk persiapan pendirian partai, tak pernah menduga partainya bisa lolos electoral threshold sehingga bisa menyalonkannya sebagai kandidat presiden RI.

Makanya, sebelum pemilu 2004 digelar, antara lain lewat Saifullah Yusuf (Wagub Jatim yang dulu Sekjen PKB) Yudhoyono berharap diusung capres oleh partainya Gus Dur.

Sejarah politik nasional kemudian menyatat rekor fantastis Partai Demokrat yang berhasil mempresidenkan Susilo Bambang Yudhoyono, cita-cita para pendirinya. Pada pemilu 2009, masih sempat meningkatkan perolehan suaranya hingga 300 persen, dan kembali mempertahankan Ketua Umum Dewan Pembina Partai Demokrat sebagai Presiden RI untuk periode kedua.

Karena menurut undang-undang Yudhoyono tak mungkin lagi jadi presiden, padahal tujuan didirikannya Partai Demokrat untuk menjadikan Yudhoyono sebagai presiden, maka partai pun kehilangan elan perjuangannya. Tak salah bila para kader partai kemudian menggantinya dengan memperjuangkan (kenikmatan dunia) mereka sendiri.


Akibatnya, bak meteor yang menarik perhatian (hanya) saat muncul meluncur di langit menyilaukan, lalu lenyap di telan kegelapan, begitulah juga Partai Demokrat. Meteor pemilu 2004 dan 2009 itu sekarang seperti sedang memasuki Black Hole, lubang hitam di alam raya yang memiliki gravitasi dahsyat, yang daya sedotnya konon melebihi kecepatan cahaya.

Ketok Magic

Sebagai institusi politik, secara struktur Partai Demokrat kini memang sudah sangat menyedihkan. Sudah di ambang lubang hitam itu. Di jajaran Dewan Pembina, Yudhoyono sebagai ketua, sering disebut-sebut berada di balik skandal rekayasa bailout Bank Century. Perppu No 4 yang dia keluarkan pada 2008, menjadi kunci pembobolan brankas uang negara Rp 6,7 triliun itu. Para pemuka umat beragama bahkan sudah mengatakan rezimnya sebagai “rezim kebohongan”.

Masih di jajaran Dewan Pembina, wakilnya yang bernama Marzuki Alie, yang juga ketua DPR, dianggap orang yang paling bertanggungjawab atas munculnya anggaran bagi sejumlah kemewahan dan pemborosan yang terjadi di lembaga legislatif itu.

Masih di Dewan Pembina, Andi Mallarangeng (sekretaris) disebut-sebut terlibat skandal suap Wisma Atlet, yang pusat penyuapannya terjadi di kantornya, di Kemenegpora.

Di jajaran pengurus (DPP) ketua umum Anas Urbaningrum, juga wakilnya yang bernama Jhonny Allen Marbun, orang yang di media massa sering disebut-sebut terlibat korupsi, dan berkasnya sudah berada di KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Dalam struktur kesekjenan yang dipimpin Ibas, anak bungsu Yudhoyono, ada nama (wasekjen) Angelina Sondakh yang sudah resmi jadi tersangka kasus suap Wisma Atlet. Saan Mustofa baru disebut-sebut di pengadilan Tipikor. Sementara Ramadhan Pohan yang digugat menebar fitnah urung masuk bui karena Aburizal Bakrie menaruh kasihan dan menyabut pengaduannya di Mabes Polri.

Pada level bendahara, selain Nazaruddin (bendum) yang sudah lebih dulu masuk bui, segera menyusul Mirwan Amir, wakil Nazaruddin. Karena namanya sudah disebut-sebut.

Di jajaran pengurus tingkat pusat, masih ada beberapa nama, seperti Sutan Bhatoegana, yang oleh majalah Tempo digambarkan kena strum karena diduga terlibat korupsi pengadaan solar home system di Kementerian ESDM. Sedangkan ketua Divisi Komunikasi Publik Andi Nurpati masih bisa santai meskipun yang mengadukannya sebagai otak pemalsuan surat MK adalah Ketua Mahkamah Konstitusi sendiri, Mahfud MD.

Lalu, apakah dengan demikian Partai Demokrat yang seperti menjadi “partai terpidana” ini bakal kiamat? Tentu saja tidak. Sebab kita tahu, Yudhoyono adalah ahlinya recovery di negeri ini.

Tak lama setelah badai reda, paling lambat awal 2013, dia pasti akan bawa Partai Demokrat ke bengkel “ketok magic” untuk dimuluskan dan dikinclongkan kembali. Lalu ditambah dengan ramuan semacam BLT (bantuan langsung tunai) dan kebijakan populis lainnya, niscaya Partai Demokrat bakal kembali merajai pemilu 2014.
Memenangi pemilu 2014 memang harga mati bagi Partai Demokrat. Sebab kalau tidak, dan membiarkan penguasa selanjutnya bukan bagian dari mereka, negeri ini bakal jadi neraka bagi orang-orang Partai Demokrat yang namanya sudah diregistrasi di KPK.

Termasuk yang kini jadi bupati, walikota, gubernur, juga ketua atau wakil ketua DPRD di banyak daerah, yang saat ini masih tak tersentuh tangan-tangan hukum. [***]
Selengkapnya »»  

Jumat, 10 Februari 2012

Olimpiade Speedy Cerdas 2012

Olimpiade Speedy Cerdas adalah layanan gratis penyedia soal-soal dan sebagai tempat inkubasi/olimpiade para siswa SD / SMP / SMA secara online melalui internet dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif melalui latihan soal dan simulasi ujian secara komperhensif dengan evaluasi hasil test secara langsung.
Olimpiade Speedy Cerdas hadir dengan memadukan konsep belajar yang efektif dan Aplikasi Bimbel OnLine yang memberikan kemudahan dan kenyamanan siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
Olimpiade Speedy Cerdas dapat menjadi media alternatif yang ditempuh siswa dalam proses pembelajaran yang dinamis dan berbasis teknologi modern.
Periode Kompetisi:
Babak Penyisihan: 23 Januari 2012 – 4 Maret 2012
Babak Semifinal: 12 dan 14 Maret 2012
Babak Final: 3 April 2012
Total Hadiah Rp 90 Juta dan HP Android.
Segera daftarkan dirimu di http://speedycerdas.com
Selengkapnya »»  

Senin, 06 Februari 2012

5 Aksi Menjengkelkan Anggota DPR Sepanjang 2011


Ramadhian Fadillah - detikNews
 
Jakarta - Tingkah polah para anggota Dewan di Senayan seringkali membuat kecewa masyarakat. Walau seharusnya mereka mewakili aspirasi rakyat, namun tidak jarang sepak terjang mereka malah membuat kecewa rakyat.

Berikut 5 aksi menjengkelkan para anggota DPR sepanjang 2011:

1. Studi Banding ke Luar Negeri
Studi banding ke luar negeri sering dilakukan anggota dewan. Tujuannya untuk mendapatkan informasi tambahan soal rancangan undang-undang yang mereka kerjakan. Banyak kalangan menilai studi banding ini hanya alasan para anggota dewan untuk berpelesir ke luar negeri. Namun walau sering menuai kritik, tetap saja setiap tahun anggota DPR melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. Selain itu, anggaran untuk kunjungan kerja DPR saja mencapai Rp 251 miliar.

2. Ngotot Membangun Gedung Baru
Para anggota dewan sempat ngotot membangun gedung baru menjulang tinggi. Mereka beralasan gedung DPR lama sudah sangat sempit dan tidak kondusif untuk bekerja. Rencana pembangunan gedung baru DPR ini menuai kecaman masyarakat karena biaya yang dianggarkan lebih dari Rp 1 triliun. Gedung ini juga rencananya dilengkapi dengan fasilitas mewah seperti kolam renang dan ruang sauna. Akibat gelombang protes masyarakat, akhirnya DPR membatalkan pembangunan gedung baru tersebut.

3. Sarang Korupsi
Mantan Ketua KPK Bibit Samad Riyanto pernah mengungkapkan hingga September 2011, KPK sudah memenjarakan 43 anggota DPR karena terlibat korupsi. Awal tahun ini KPK menangkap 19 mantan anggota DPR karena terlibat suap pemilihan DGS BI tahun 2004 lalu. KPK juga berhasil membongkar sepak terjang anggota DPR asal Partai Demokrat M Nazaruddin dalam kasus suap wisma atlet. Nazaruddin bernyanyi para koleganya di DPR ikut kecipratan uang korupsi itu. KPK masih mengembangkan kasus suap ini. Sejumlah pengamat hukum dan pegiat antikorupsi menilai calo anggaran masih berkeliaran di DPR.

4. Rajin Bolos
Perilaku anggota DPR yang rajin bolos kerap jadi sorotan. Ketua DPR Marzuki Alie pernah mengeluhkan ada anggota dewan yang sampai 100 persen bolos rapat paripurna. Berbagai langkah dilakukan pimpinan DPR untuk menertibkan anggotanya yang kerap bolos sidang. Mulai absensi fingerprint hingga mengumumkan anggota yang rajin membolos. Namun langkah itu belum juga menunjukkan kenaikan kinerja DPR.

5. Gaya Hidup Hedon
Gaya hidup hedon pejabat pemerintah dan anggota dewan pernah dikritik Ketua KPK Busyro Muqoddas. Gaya hidup mereka dinilai tidak memberikan teladan bagi masyarakat. Sejumlah anggota DPR disorot karena menggunakan mobil mewah sekelas Bentley dan Alphard. Gaya hidup hedon ini dinilai memotivasi anggota DPR melakukan korupsi. Padahal rata-rata anggota DPR sudah bergaji sekitar Rp 50 juta per bulan.

(rdf/nrl)
Selengkapnya »»  
Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat