NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Jumat, 01 April 2011

Perubahan Iklim Ekstrim, Tanda Kiamat?

 "Dan orang-orang yang beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu dan yang telah diturunkan sebelummu, dan mereka meyakini akan hari kiamat."
Badai dasyat di seluruh dunia akibat perubahan iklim telah
mendinginkan seluruh bumi bagian Utara, bongkahan besar hujan es
menyebabkan kematian di jalan-jalan di Tokyo, badai tropis mengganas
di kepulauan Hawaii dan salju turun di New Delhi. Begitulah gambaran
dampak perubahan iklim dalam film "The Day After Tomorrow."
Film ini mengangkat tema Perubahan Iklim dengan menunjukkan prediksi
dampak yang paling ekstrim dan menyebabkan dunia berada diambang
kiamat menuju jaman es baru. Apakah dampak yang digambarkan dalam
film tersebut mungkin terjadi? Munqkin dan mungkin juga tidak.

Tingkat dan jangka waktu bencana yang digambarkan di film lebih
ekstrem dan lebih cepat daripada prediksi para ahli perubahan iklim
dalam modelnya. Namun ada kisah nyata mengenai perubahan iklim yang
disebabkan ulah manusia didalamnya.

FIKSI vs KENYATAAN

-- Pembekuan Seketika dan Berhentinya Arus Teluk

Dalam film digambarkan bahwa belahan bumi Utara mengalami jaman es
baru, akibat terhentinya North Atlantic Current atau juga dikenal
sebagai Arus Teluk (Gulf Stream).

Arus Teluk tersebut berhenti menghantarkan air dan suhu yang lebih
hangat ke belahan bumi bagian utara karena sejumlah besar air tawar
dingin masuk ke dalam samudra sebagai akibat dari mencairnya es di
daerah artik. Pada kenyataannya tidak mungkin setengah dari dunia
akan membeku seketika.

Namun, sebagian ilmuwan mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa
setelah 100 tahun, arus laut dapat terhenti. Kebanyakan model
perubahan iklim menunjukkan arus tersebut akan melambat dan beberapa
bahkan mengatakan arus tersebut akan terhenti secara regional.

-- Butiran Es

Dalam film butiran es yang jatuh di Tokyo sebesar buah jeruk. Pada
kenyataannya badai tetap berbahaya, walau butiran es yang
dihasilkannya tidak sebesar itu, Para ahli iklim telah sepakat bahwa
badai siklon tropis akan menjadi lebih intens dan sering. Badai
siklon telah terbukti mengancam stabilitas daerah pantai, ekosistem,
kesehatan dan kehidupan.

-- Tornado

Film ini menunjukan bagaimana tornado memporak-porandakan Los
Angeles. Pada kenyataannya bulan Mei 2003, AS mengalami 562 tornado
dan mengakibatkan korban jiwa sebanyak 41 orang. Pada bulan Maret
2004, badai angin yang pertama kalinya terjadi di Atlantik Selatan
telah melintasi Brazil dengan kecepatan angin sekitar 90 mph.

Di Indonesia sendiri, pada 5 tahun terakhir sering terjadi hujan
angin yang merobohkan pohon-pohon besar di Jakarta. Pada kondisi
normal, seharusnya angin tidak bergerak sedemikian cepatnya. Namun
kejadian ini tidak mengejutkan pada ahli iklim dunia yang telah
memprediksikan hal tersebut sebagai akibat dari perubahan iklim
global.

-- Kenaikan Permukaan Air Laut

Film menggambarkan New York yang diserang oleh badai gelombang air
laut sebagai akibat naiknya permukaaan air laut yang disebabkan
hujan yang semakin deras dan melelehnya es di daerah kutub.

Para ahli iklim memprediksikan bahwa pencairan lapisan es di
Greenland dan Antartika Barat dapat menaikkan permukaan air laut
sebanyak enam meter dalam waktu 1000 tahun kedepan. Ini
menengge1amkan banyak pulau-pulau kecil dan menggenangi daerah
pantai di seluruh dunia. Dalam kenyataannya banjir akibat
meningkatnya frekuensi hujan telah mengakibatkan bencana yang tidak
pemah terbayangkan sebelumnya.

Baru-baru ini kepulauan Haiti dan Dominika mengalami bencana banjir
yang memakan korban ribuan jiwa. Di tahun 2000 sebanyak 10,000 rumah
di Inggris hancur diterjang banjir. Di Indonesia sendiri masih segar
dalam ingatan. Banjir besar yang melanda Jakarta pada awal tahun
2002.

Para ilmuwan dunia memperkirakan bahwa pada tahun 2080 sebanyak 94
juta orang didunia terancam oleh banjir yang dapat mengakibatkan
kerusakan, erosi tanah, hujan polutan, ancaman kesehatan dan
kematian.

-- Terbelahnya Lempeng Es Dunia

Dalam film satu lempeng es di Antartika pecah dan terbelah. Tahun
2003 hal tersebut benar-benar terjadi di daerah Artik. Lempeng Ward
Hunt di Pulau Ellesmere, Canada mendadak terbelah menjadi dua.
Kenaikan temperatur sebesar 0.4°C setiap dekadenya sejak 1967 di
daerah tersebut dipercaya para ahli iklim dunia sebagai penyebab
pecahnya lempeng tersebut sebagai akibat percepatan perubahan iklim.

Pada tahun 2002, pada saat pembuatan film "The Day After Tomorrow",
lempeng es Larsen B sebesar kira-kira 1250 meter persegi pecah
mendadak dan menambah daftar dampak perubahan iklim dunia. (klc)


Salam,

Donald S
http://www.bisnis-invest.com

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat