NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Jumat, 04 November 2011

Gado-gado Kemitraan

Oleh:Nanang Kristyo Nangkris

Seorang perempuan mengantar irisan mentimun yang begitu rapi dan "cantik", pasti mentimun pilihan dan tidak ada yang pahit! Beberapa waktu lagi datang seorang mengantar gorenagn mlinjo. Demikianpula dengan gorengan mlinjo ini, begitu rata, tidak ada yang gosong semua standart mlinjo goreng. Eh...belum pulang sipengantar mlinjo datang lagi orang membawa lontong, gede , ijo-ijo dan batat, melihatnya bungkusan lontong tanpa bumbu gado-gado saja udah kebayang kalau lontong ini memang enak, pas komposisi air dan berasnya serta lama membuatnya.

Ya itulah kegiatan sebuah warung Gado-gado, di sebuah bilik angan-angan saya. Sebuah warung gado-gado yang membangun sebuah kemitraan dalam beberapa hal. Dari kegiatan kemitraan ini hanya bumbu saja yang tidak dimitrakan. Karena bumbu/sambal gado-gadolah hal yang spesifikasi dari sekian banyak gado-gado yang ada di kota ini. Timun? ah ya timun...lontong..ya seperti itulah lontong...mlinjo goreng..sama juga seperti itu juga. Tetapi dalam jalinan kemitraan yang berjalan begitu saja, tanpa MoU tertulis ini keculai kesepakan-kesepakatan tertentu, seperti lontong harus bantat tetapi tetap lembut, timun harus tidak pahit dan mlinjo harus tidak gosong. 

MoU lisan ini tak ada beban sama sekali , selama keduabelah pihak mentaati aturan.,saling menjaga estetika .Tak perlu daftar ke Disnaker, tetapi benefit yang diperoleh dari para mitra itu cukup signifikan, karena setidaknya telah membangun "lapangan kerja" bagi pos-pos pengirim kelengkapan gado-gado ini. Tetapi satu kali saja dari 3 item ada yang tidak sesuai pesanan maka out! Inilah salah satu kelemahan kemitraan yang tidak ada penengahnya! Tetapi insyaallah selama ke 3 piha bisa bekerjasama maka kemitraan ini akan langgeng meskipun jumlah pesanan antara hari ke hari volumenya tidak sama.

Mengapa harus ada kemitraan? dari penjual gado-gado ada nilai tambah tersendiri, misalnya tenaga tidak terlalu diperlukan untuk sekedar membuat irisan timus, demikian pula mlinjo dan lontong, tinggal terima mateng beres. Penjual gado-gado hanya membuat bumbu yang diracik secara rahasia (weleh--weleh bom kale?) dan termasuk piranti lainnya seperti telur,slada,taoge dll. Hal yang perlu dicatat lainnya dalam kemitraan ini adalah mitra-mitra itu adalah sanak saudara sendiri atau KKN. Harus KKN, karena ini adalah menjual makanan yang terkait dengan kebersihan. Selebihnya adalah pekerjaan sosial agar saudara dekat ini bisa mandiri dengan sistem bisnis. Tidak ada kompromi, bila mutu barang yang dipesan baik yang dilanjut dan sebaliknya.

Berapapun nilai lebih dari hasil kemitraan ini tidak semata-mata dari hasil kemitraan saja , tetapi hubungan batin antara mitra harus terjalin dengan baik. Juragan gado-gado juga harus memiliki sikap sosial yang tinggi, karena kalua hanya mengandalkan hasil dari kemitraan berapalah hasilnya. Bentuk sosila itu misalnya , saling memberi satu sama lainnya bila saling membutuhkan. Dan yang terpenting adalah sikap gotong royong! Karena maju tidaknya hasil penjualan ini sangat tergantung pada kerjasama yang terikat dengan baik. Boleh saja mitra kerja ini menaruh barang di warung gado-gado sebagai penghasilan tambahan.

Ya sisi lain kemitraan dalam hubungan industrial atau bahasa kerennya sekarang adalah outsourcing, masih menjadi perdebatan, namun kemitraan gado-gado atau gado-gado kemitraan ini justru lebih merdeka, enjoy. Tidak ada legal formalnya, hasilnya juga bisa lebih lumayan, tenaga juga sama-sama tidak banyak terkuras! (murni dari sebuah angan-angan saja)

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat