NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Sabtu, 08 Oktober 2011

Mengintip Pikiran Steve Jobs

Steve Jobs telah menuliskan sejarah. Pikiran dan temuan-temuannya begitu hebat. Dunia tak akan melupakannya meski dia telah pergi selamanya, Rabu malam lalu, di usia 56 tahun. Beberapa percikan pikiran Jobs begitu membekas di kalangan pencinta Apple dan guru-guru marketing dunia.

Salah satu ucapan Jobs yang sangat dikenal orang adalah "Stay hungry. Stay foolish." Seberapa pun kaya Anda, seberapa pun pintar Anda, kata Jobs, tetaplah haus ilmu, haus kreativitas. Orang-orang yang lapar biasanya kreatif.

Prinsip itulah yang dipegang Jobs. Dia dulu tak punya apa-apa. Tak lulus kuliah. Alih-alih menekuni diktat-diktat tebal, dia memilih menekuni ilmu menulis kaligrafi. Tak mengherankan bila produk-produk Apple memiliki font yang indah.

Mantra Jobs yang lain adalah "Good artist copy it, great artist steal it". Ucapan ini bukan asli milik Jobs. Dia cuma menirukan ucapan seniman kondang Pablo Picasso. Dia telah membuktikan kata-kata ini. Siapa yang mempopulerkan mouse atau tetikus? Apple. Siapa penemunya? Xerox. Temuan ini bahkan ada di gudang dan tak dijual oleh Xerox. Apple mengemasnya dengan cantik sehingga orang suka memakai mouse.
Ingat iPod? Sebelum Apple meluncurkannya, dunia sudah kenal pemutar MP3. Tapi, Jobs melahirkan kembali dalam bentuk yang nyaris sempurna. Demikian juga dengan fenomena iPhone. Dunia sudah lama mengenal telepon seluler. Tapi kehadiran iPhone mengguncang dunia. Fenomena iPad juga mengikuti pola yang sama. Tablet sudah diluncurkan oleh Bill Gates pada 2001 dan tak laku. Tapi, begitu disentuh oleh Jobs, iPad menjadi trendsetter bisnis tablet.Mengapa bisa begitu? Jawabnya, lagi-lagi, "Good artist copy it, great artist steal it."

Jobs memang selalu ingin beda. Makanya dia tak pernah mau membuat produk yang pasaran atau biasa-biasa saja. Dia ingin sesuatu yang setiap orang akan berdecak, "Woow!"
Lihatlah saat tren netbook datang. Semua produsen komputer berlomba membuatnya. Tapi Jobs tidak. Dengan sok dia berkata, "Kami tak tahu bagaimana membuat komputer di bawah harga US$ 500 (sekitar Rp 5,5 juta) yang bukan kumpulan sampah!" Dia akhirnya malah meluncurkan iPad untuk melawan netbook. Dan sukses.

"Mana yang Anda pilih? Menjual gula tebu setiap hari atau Anda ingin mengubah dunia?" begitulah Jobs menantang anak buahnya untuk menggunakan otak kanan, otak kreativitas, sampai sundul ke langit.
Kata dia lagi, "Kualitas JAUH LEBIH berharga ketimbang kuantitas." Dia menganalogikan dengan pertandingan baseball, "Mencetak home run sekali jauh lebih bernilai ketimbang maju dua titik."
Orang akan mengira Jobs cuma pedagang atau pemburu uang. Tidak. Dalam salah satu wawancaranya, dia mengatakan, "Saya TIDAK PERNAH melakukan ini semua karena uang." Dia ingin memenuhi rasa dahaga akan kreativitas yang tak pernah henti.

Akhirnya, zaman jua yang menghentikan semua impian Steve Jobs. Maret 2011, tim dokter yang merawat Jobs memvonis pendiri Apple Inc itu umurnya tinggal enam minggu. Ramalan itu agak meleset. Jobs meninggal tujuh bulan kemudian. "Dunia kehilangan orang yang visioner," kata Presiden Amerika Serikat Barack Obama.(iTempo 8/9)

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat