NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Minggu, 12 Februari 2012

Susah (sepertinya) Membina Partai "Kutu Loncat" (2)

Pada perode pemilu 2009 SBY memutar halauan dalam memilih wapres. Mungkin saja seperti diberitakan dan rumor yang saya dengar lewat surat khabar dan televisi, sebagai wapres JK sering dianggap mendominasi dalam mengambil keputusan. Sehingga mungkin juga karena itulah SBY sudah tidak mengajak JK lagi sebagai pendapingnya. SBY lebih memilih Budiono yang mantan Gubernur BI, sementara gubernur BI digantikan oleh Sri Mulyani.

Banyak isue tak sedap di akar rumput dalam setiap perbincangan. Tentunya kelompok ini kemungkinan bukan pendukung partai Demokrat atau juga mungkin saja pendukung yang mengambang. Mereka menganggap keputusan SBY memilih Budiono ini ada balas budi, karena belakangan timbul  gonjang ganjing dana talangan Bank Century dimana disinyalir dana 6,7 T yang dikucurkan ke bank Century yang konon kata ekonom ini bermasalah banyak menuai badai. Bahkan hampir menyeret nama Budiono yang juga telah disidangkan di DPR termasuk juga nama-nama yg dinilai bertanggungjawab, Sri Mulyani, Jusuf Kalla.

Hasil pemashulan di kursi DPR kasus bank century ini memang bermasalah. Namun sampai saat ini , justru bos Century Robert Tantular yang mendekam dalam sel penjara. Sementara sampai saat ini belum menyentuh Budiono dan Sri Mulyani yang konon menurut komisi III DPR kebijakan kedua petinggi mantan dan pejabat BI ini dimungkinkan terlibat. Terlepas benar atau salah bahwa pengangkatan Budiono sebagai wapres sebagai balas budi atau jasa dalam mengmabil keputusan hingga mengucurkan dana 6,7 T terhadap bank kecil semacam Century, saya juga tidak tahu pasti. Tetapi misi SBY mengangkat Budiono ini tentunya bermaksud untuk saling sinergi antara SBY selaku pemerintah dan Budiono selaku wapres sekaligus ekonom. Sehingga dapat menumbuhkan perekonomian republik ini, yang nyatanya memang belum begitu nampak hingga saat ini.

Menginjak tahun ke dua dalam periode ke dua pemerintahannya, SBY semakin banyak mendapat masalah berkenaan ulah kader-kadernya. Seperti yang saya katakan bahwa anggota PD adalah orang-orang yang sebelumnya adalah anggota aktiv partai lain, yang oleh karena ingin menambah wawasan baru , karena ada barang baru, atau juga frustasi, namun yang paling berbahaya dan semoga saja saya salah, bahwa anggota kutu loncat ini sengaja dikirim untuk membuat hiruk pikuk di PD. Coba lihat Ruhut Sitompul adalah mantan GOLKAR, Anas Urbaningrum adalah pentolan HMI yang sangat akrab dengan seniornya Akbar Tanjung seorang tokoh GOLKAR.

Sementara anggota lainnya merupakan penggembira dengan berbagai ltar belakang , seperti artis, putri Indonesia dan beberapa orang-orang kaya. Belakangan para kader muda PD ternyata banyak yang bermasalah. Setelah bendahara umunya, Nazarudin mendekam, satu persatu kader PD yang disebutkan Nazarudin saat pelariannya bermunculan dan diindikasikan terlibat dalam masalah pembangunan Wisma Atlet...(bersambung)

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat