NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Rabu, 15 Februari 2012

Babak Cinta Yang Kandas

Tak banyak yang tahu dari anggota orkes , bahwa Jun salah satu anggotanya telah lama memendam rasa cinta kepada Ratna, salah seorang crew sebuah TV yang sering meliput rombongan orkes ini. Jun sosok pria pendiam seperti es yang beku. Polos dan apa adanya, hingga terkesan melas sekali.

Aroma cintanya kepada Ratna, kini membuat Jun semakin pendiam, lagi-lagi seperti balon dalam ruang hampa udara yang diam terpaku saja. Bagaimana meluruskan niatnya untuk dapat menyampaikan rasa cintanya itu kepada Jun. "Tidak akan, tidak bisa aku mengatakannya" ketuk hati Jun.

Berhari-hari, berbulan-bulan Jun hanya bisa mengawasi gambar foto Ratna yang selalu dia selipkan di dompet kulit kumalnya, dan dibuka saat para anggota orkes terlelap tidur. Saat tampil dan disorot kamera televisi, Jun secara diam-diam telah mencuri pandang kegiatan Ratna yang terus memberikan arahan kepada penonton untuk sesekalai memberikan aplous dalam acara komedi. Ratna memang wanita yan biasa saja, untuk ukuran wanita dengan tinggi kuran dari 160cm, ya tidak seberapa selisih dengan postur Jun.

Namun bagi Jun perempuan lajang itu begitu sangat memikat, entah ada apa dimatanya? tetapi pria peniup saxophone  itu begitu sangat amat mencintai Ratna. Sayang tidak ada waktu yang memberikan celah untuknya agar dapat menyampaikan perasaan cintanya yang begitu murni. Karena Jun mengetahu batasan antara dirinya dan Ratna. Ratna perempuan yang begitu setia dengan karirnya dan tentunya memiliki finansial yang lebih, pengetahuan yang juga lebih, itulah yang mengkerangkeng Jun untuk dapat merebut hati Ratna.

Rupanya gejolah hatinya itu semakin menggelegar saat hari Valentine tiba! Pada sore hujan deras di bilik triplek dekatnya Jun telah menyiapkan setangkai kembang yang dibelinya disekitaran stasiun TV itu. Namun, lagi-lagi kakinya berat melangkah , layaknya terkena asam urat, untuk dapat setidaknya berbisik"Ratna betapa aku mencintaimu selama ini"

Namun , tanpa disangka , Tuhan telah menyediakan waktu bagi Jun, seketika perempuan itu melewati jalanan tempat para kru orkes tidur pagi itu.

"Ratna!"

Ratna hanya bengong dan terus saja melaju secepat kilat. Namun keberaniah itu seperti wahyu yang diturukan Tuhan kepada diri Jun, higga dia berlari..

"Ratna...apapun yang akan kau katakan aku siap menerimanya"
"Maksudmu apa sih?" Ratna semakin bengong.
"Ratna, terimalah bunga ini sekedarnya. Entah apakah kau akan menerimanya atau membuangnya"
"Jun, kamu ini apa-apaan?"
"Tolong Ratna, terima bunga ini sebagai rasa cintaku"

Ratna semakin tidak mengerti namun telah menangkap maksud peberian bunga itu. Sebagai wanita yang begitu menghargai seperti sikap-sikapnya kepada sesama kru, Ratna juga melihat Jun dengan rasa iba. Namun perempuan itu tetap terlihat semakin berwibawa dimata Jun.

"Jun, bukan masanya kita untuk saling mencintai saat ini. Aku akan konsentrasi dulu dengan pekerjaanku, sudahlah kita berteman saja ya, simpan saja bunga itu" ungkap Ratna

Bagai petir di siang bolong, sementara rintik hujan terasa semakin dingin hingga semakin membuat pria lajang itu beku hatinya. Jun terlihat lunglai, dan meratap pada kayu penyangga ruangan, sambil menatap kosong stage yang biasanya dipakai manggung.

Dia tak kuasa menghadapi ini semua. Betap cinta begitu kejam, begitu jahat dan tidak berkompromi pada perasaannya! Rasa yang terpendam itu semakin membawanya terbenam dalam jurang keputusasaan. Mengantarnya kepada rasa hampa menghadapi masa-masa selanjutnya.

Terlihat sepucuk daun melambai, jatuh dalam genangan air, mengiringi cinta yang kandas seorang musisi orkes terhadap kru TV yang dipendamnya. Kini cinta itu telah menjamur dan usang, selaykanya dihapuskan dalam diri Jun, ya Junaidi yang malang!*nkristyo83@gmail.com

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat