NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Senin, 29 Agustus 2011

Lain Pasar Tradisional, Lain Pula Mall

Pemandangan gedung-gedung bertingkat yang dihuni para tenan bermodal besar merupakan pemandangan khas kota besar, tak kecuali Surabaya. Beranjak dari lantai ke lantai, mencari kebutuhan, ternyata tak semudah yang kita bayangkan saat kita berbelanja di toko-toko biasa. Lebih banyak pilihan, lebih menguras tenaga karena harus berekplorasi mencari barang yang kita sasar dan jelas lebih banyak menguras kantong!

Para konsumen dibius hiruk pikuk harga yang "dibanting", karena yakin barang yang ada di mall besar ini jelas berkualitas. Ada seperangkat kitchenset membuat mata saya tergoda, lengkap dengan aksesoris cangkir bermotif Tiongkok antik dan sedikit unik, ya kami hanya cukup memandangi saja meski ingin memiliki.

Melangkah lagi, ada SPG yang menawarkan kursi terapi kesehatan, apaboleh buat kami mencoba dengan setting timer pada angka 15 menit, lumayan. Merk yang dibawa dari negeri tirai bambu itu dipatok dengan harga 17 juta, bila diangsur dengan kartu kredit bank tertentu dibayar tanpa bunga! 

Lagi, mengantar My Son 2 ke "bedak" sepatu. Watchout, Kickers..jilihan saya patuhnya merk Pakalolo casual, yach karena suka model dan harganya berada pada setrata "medium" lagian toh fungsinya sama?, kualitasnya juga lumayan, si My Son 2 gak jadi beli karena lebih terarik pada T shirt saja.


Itulah bedanya, berbondong-bondong ke mall memnag harus perlu persiapan fisik dan mental. Kuat berjalan-jalan dari counter ke counter dan tak kalah paling pentingnya yaitu siap "kocek". Tetapi pengaruh ini telah merasuk kepada masyarakat yang selama ini sangat mengagungkan jasa penjahit konvensional. Seminggu sebelumnya sudah siap dengan kain lakaran yang kemudian dijahitkan baik baju dan celana. Proses ini memang relatif terjangkau. Namun semua telah terpengaruh pergeseran ini, meski masih ada karena suatu alasan tetap menggunakan jasa penjahit.



Tidak masalah, asal semua itu dialkukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan, tidak dilebih-lebihkan dan diada adakan (ach bahasa apa pula ini?) Janganlah melihat kaum perlente yang belanjanya tidak harus menunggu hari raya atau hari hari tertentu yang belanjanya juga tidak di dalam negeri, minimal Sinagpore dan negara mode lainnya. Namun semua itu akhirnya kembali ke hati, belanja di pasar tradisional, mall dan luar negeri terpulang dari kepuasan yang ada dalam hati, karena kebahagiaan itu sejatinya ada di situ!***Nangkris

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat