NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Rabu, 21 September 2011

Dampak Krisis Eropa Mungkin Awal 2012

JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua Komite Tetap Pengembangan Industri Primer Pertanian Kadin Indonesia, Adhi S Lukman menyampaikan, dampak krisis Uni Eropa dapat mulai terasa pada awal tahun 2012. Ini memungkinkan sekalipun pangsa pasar ekspor nasional ke wilayah tersebut tidak besar.

"(Krisis) Eropa ini terus terang di Indonesia belum terasa ya. Tapi kita harus waspada, karena dampaknya biasanya tidak langsung ya. Ini yang kami lihat nilai tukar sudah mulai agak goyang-goyang sedikit. Tapi secara (keseluruhan) ini belum begitu terasa," ujar Adhi, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (16/9/2011) sore.

Terhadap krisis di wilayah tersebut, Adhi mendengar bahwa krisis lebih berat ketimbang di Amerika Serikat. Ini mengingat Uni Eropa terdiri dari 27 negara, sementara AS merupakan satu negara.

"Itu (AS) langsung diselesaikan atau sepakat satu negara itu sudah beres. Tapi (Uni) Eropa ini (terdiri dari) 27 negara, (bahkan) saya dengar ada beberapa negara yang sudah mau keluar dari (uni) Eropa, yang menjadi isu-isu penting. Karena kalau satu negara keluar itu berantakan semua karena mereka satu union, satu community gitu. Nah ini yang berat," ujar Adhi.

Menurut dia, kalau perpecahan itu sampai terjadi, maka ekspor nasional akan terganggu. "Sementara ini, kalau ekspor kan kontrak 3-6 bulan. Kalau sampai benar Eropa terganggu, akibatnya kontrak itu mungkin setelah 6 bulan kemudian itu baru terasa. Wah, berarti awal tahun 2012 itu kira-kira mulai baru terasa," kata dia.

Adapun, lanjut dia, perdagangan sekarang ini hanya menyelesaikan kontrak lama. Terkait ekspor nasional ke Eropa, dia menyebutkan, salah satunya yang cukup besar, yaitu ekspor makanan dan minuman dengan nilai sekitar 500 juta dollar AS.

"Tapi memang tidak begitu terasa (dampak krisis yang sekarang). Tidak seperti China yang 60 persen produknya itu tergantung ekspor. Indonesia kecil sekali ya," sebut dia.

Oleh sebab itu, Adhi menuturkan, Indonesia harus waspada dan mencari alternatif pasar. Salah satunya, dia menyebutkan wilayah Timur Tengah yang sudah mulai tenang.

"(Pasar) Asia tetap harus kita genjot, terutama India, termasuk potensi yang harus kita genjot juga karena itu penduduknya besar. Dan kita sekarang sedang penjajakan FTA (Free Trade Area) juga dengan India," ujarnya.(*/tribun-timur.com)

Editor : Muh. Irham
Sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat