NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Sabtu, 10 September 2011

Menanti Wanita "Kuat"



Bu Si Bu nyuwun arto (Ibu minta uang)
Ing njawi wonten  kere (di luar ada pengemis)
Kere lumpuh lan wuto (pengemis lumpuh dan buta)
Sambat ngelak lan luwih (mengeluh haus dan lapar)

(Ibu):
Le thole ndang mriniho (Nak kesinilah)
Sego iwak lan banyu (nasi lauk dan air)
Lan maneh kandanono (Dan beritahu)
Saben Minggu kon mrene (Setiap Minggu suruh ke sini)...........



Lagu dengan bahasa daerah Jawa ini dulu sering saya dengar saat masih di sekolah TK, yach tahun 1969-an. Mudah dihafal dan tidak terlalu sulit. Karena dalam lagu ini jumlah konsonan "R"-nya relatif sedikit, konsonan "R" menjadi momok bagi anak-anak balita yang kesulitan mengucapkannya, sehingga lagu ini tidak terlalu banyak hambatan. Pinter juga ya pencipta lagu ini.

Saya membuat gambaran sendiri saat itu, seorang pengemis tua dengan tongkat dan topi ala pak tani, sedang berada di depan pintu rumah. Bajunya compang camping, suaranya parau karena haus mungkin?. Dan si tole itu adalah saya, yang kemudian meminta uang kemudian meberikannya kepada pengemis tua itu. Ibu malah memberikan nasi dan lauk dan masih berpesan bahwa setiap Minggu disuruhnya pengemeis itu ke rumah. Senang sekali saya seandainya benar menjadi pemeran dalam lagu ini.




Secara spontanitas dalam keadaan yang nyata , saya jadi tak pernah menolak ada pengemis di rumah, dan ibu juga. Tetapi yang diberikan kepada pengemis, lain dari yang ada di lagu itu karena ibu memberikan secangkir beras, suatu hari juga diberinya pengemis itu baju-baju yang masih layak pakai. Hmm betapa dahsyatnya lagu ini dalam memebentuk rasa sosial , utamanya kepada anak-anak. Mungkin demikianlah yang diharapkan oleh sang pencipta lagu ini.

Sekarang, saya sering mengamati juga seorang perempuan tua renta tetapi bukan pengemis, tetapi ibu tua ini senang mencari kayu bakar bekas buangan dari orang-orang membangun rumah atau ranting-ranting kayu yang sempal karena angin. Tak terbayang bila nenek ini bisa membawa berkilo-kilo kayu yang bisa saja terdiri dari balok kayu berbagai ukuran, atau ranting yang bentuknya tidak beraturan hanya dengan seutas selendang kusam.
Tangannya yang tinggal tulang dan kulit malah keliahtan kokoh, sekokoh semangat nenek ini untuk berjuang memperpanjang hidupnya. Apalagi bila melihat raut wajahnya yang berkerut-kerut dimakan usia dengan setia tetap menggunakan kerudung lusuh. Sepintas begitu saya berusaha mendekat , tangannya kasar, kakinya apalagi karena tak pernah bersendal, kakinya telah tebal ditempa jalanan panas membakar.

Hari Minggu, saya sengaja menanti kedatangan nenek ini di depan rumah. Karena saya merasa begitu kagum dengan perjuangan hidupnya, setua itu, dengan postur tubuh yang membungkuk tanda tulang-tulangnya telah membentuk lengkungan seperti udang, tua sekali. Hal yang lain yang begitu saya kagumi, nenek ini tidak pernah meminta. Sehingga saya, isteri dan anak-anak justru selalu ingin memebrikan sesuatu yang mungkin bermanfaat untuknya.

Begitu bayangan saya melambung kepada hal yang sangat diharapakan oleh sebagian rakyat kita "KEADILAN SOSIAL", begitu jauh jaraknya untuk menyentuh keberadaan sosial ekonomi nenek tua ini. Nenek ini pasti tidak mendapat bagian kue kesejahteraan, seperti politisi Senayan yang sebenarnya juga mewakili nenek ini, kasus korupsi di kementrian dan lembaga-lemabaga "basah" lainnya. Jauh...jauh sekali. 

Saya yakin nenek tua ini tidak akan tahu hiruk pikuk itu, adakah sebagian haknya yang terampas? hingga karena keadaan setua itu terus berjuang dengan mencari kayu bakar dan konon setelah menumpuk kayu-kayu itu dijualnya. Ada yang salahkah dalam pengelolaaan kekayaan alam dan pendapatan negara di negeri ini? Lalu apa sebenarnya yang dilakukan orang-orang pintar, politikus yang sering kali membuat gaduh? 

Ya tentunya masih ada orang-orang yang tak seburuk itu di negara Pancasila ini. Dan kelapangan hati untuk saling memberi kepada yang membutuhkan, masih ada! 

Mudah-mudahan saya masih diberi keleluasaan untuk menanti wanita kuat ini meski hanya bicara dan bercanda dan mendoakan agar keteguhan hatinya ini didengar oleh Allah dan kemudian Dia memberikan yang terbaik. Amin***Nangkris

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat