NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Sabtu, 17 September 2011

Kuli Bangunan Yang Kini Menjadi "Polantas"


Kalau saja Anda sering melewati jalan alternatif arah Surabaya - Jombang lewat kota Mojokerto, setelah diperempatan jalan ada seorang "polantas" yang selalu sigap mengarahkan lalu lalang kendaraan. Meskipun di perempatan tersebut sudah ada trafic light namun polantas sebut saja Parto (bukan nama sebenranya) hampir setiap hari selalu menjalankan tugasnya dengan penuh kedisplinan.

Polantas yang satu ini memang tidak punya pangkat polisi layaknya , apalagi jabatan, bagi dia tak penting. Tetapi sekilas orang melihatnya memang seperti polisi lanlu lintas. Sepatu jinggel khas polantas, rompi bertuliskan polisi. Tak lupa pula dicangklongkannya sempritan yang merupakan modal utama seorang poilisi lalu lintas. Setiap orang yang melintas eberapa ada yang membuka kaca mobil dan mengulurkan uang yang kemudian diterimanya. Sebenarnya tidak memberipun polantas ini tidak akan "menilang".

Dengan gaya khas polisi lalu lintas Parto memberikan isyarat begitu serius dan semangat bahkan lebih dari seorang polantas beneran. Sesekali apabila ada orang yang kemungkinan pernah dikenal seperti saya , maka dia akan mengangkat tangannya tanda memberikan hormat layaknya bintara kepada perwira! Setiap hari dia lakukan pekerjaan ini tanpa ada yang memberikan tugas ataupun jam kerja, tetapi hampir seharian Parto "berdinas" diperempatan Sooko ini.

Konon, sebelumnya Parto adalah seorang kuli banguanan pembuatan jembatan di daerah Trowulan, dimana jembatan ini merupakan kunci kelancaran daerah menuju Jombang dan ke Surabaya. Karena jembatan ini menjadi momok lalulintas karena sempit. Di situlah saat pembangunan jembatan ini Parto bekerja. Sesekali apabila istirahat dia ikut membantu para pekerja yang menyetop dan mengatur kendaraan yang melintasi jembatan darurat itu. Pada umumnya para pengendara merasa terimakasih atas bantuan pengatur jalan yang melintasi jembatan sehingga hampir semua pengendara memberikan uang receh maupun kertas kepada pengatur jalan ini. 

Hitung punya hitung Parto mulai mengkalkulasi hasil menjadi kuli bangunan dengan pengatur jalan. Setelah dikalkulasi ternyata hasilnya lebih banyak menjadi seorang pengatur jalan. Akhirnya profesi itu keterusan. Tetapi Parto terus melakukan improvisasi untuk minimal menyamai profil seorang polantans., kecuali pistol. Polisi lalulintas asli juga merasa terbantu dengan keberadaan Parto. sehingga mungkin saja baju, sepatu dan rompi bekas atau bisa jadi juga baru Parto mendapat jatah dari itu. Uniknya sebelum kini memiliki sepeda motor , Parto menghias sepeda ontelnya seperi mobil Brigade Mobil (BM) polantas! seru enggak?

Mudah2an dengan keteguhan hatinya sebagai pembantu polisi lalulintas , Parto mendapatkan nilai finansial yang cukup hingga dapat mensejahterkan keluarganya. Konon disamping mendapatkan "fee" dari pengguna jalan , Parto juga mendapatkan "angpou" dari anggota polantas! sudah sepantasnya! Apabila Anda penasaran yang berada di luar kota, apabila Anda dari arah Surabaya cobalah lewat arah kota Mojokerto menuju jalan RA Basuni, insyaallah Anda akan bertemu Parto!***Nangkris 


Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat