NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Rabu, 14 September 2011

Menjelang Lahir, Bayi Merasakan Sakit



Kapan janin mulai merasakan sakit, membedakan antara sentuhan dan nyeri? Pertanyaan itu mungkin akan segera terjawab dengan riset yang dilakukan sejumlah peneliti Inggris. Studi tentang perkembangan bayi itu mengindikasikan bahwa sebagian besar bayi mulai merasakan sakit beberapa pekan sebelum mereka dilahirkan.



Temuan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan penanganan klinis bagi bayi yang lahir prematur. "Bayi dapat membedakan rangsang menyakitkan sebagai sesuatu yang lain daripada sentuhan umum pada masa kehamilan 35-37 pekan, beberapa saat sebelum bayi itu lahir," kata Lorenzo Fabrizi, peneliti studi di University College London, Inggris.



Para ilmuwan itu mempelajari 46 bayi di Rumah Sakit Elizabeth Garrett Anderson Wing di Bloomsbury, London. Karena 21 dari 46 bayi tersebut lahir prematur, peneliti bisa memantau perbedaan tahap aktivitas otak sejak bayi berusia 28 pekan dengan bayi yang lahir normal pada 37 pekan. Umumnya bayi lahir pada masa kehamilan menginjak 40 pekan, tapi bayi yang lahir pada usia 37 pekan telah dianggap cukup umur.



Untuk mengetahui apakah bayi-bayi itu mampu merasakan nyeri, para peneliti mengandalkan rekaman aktivitas otak menggunakan electroencephalography. Para peneliti mencatat aktivitas listrik otak bayi ketika bayi itu menjalani heel lance, prosedur rutin pengambilan sampel darah pada kaki bayi. Perubahan aktivitas otak umum menjadi reaksi otak yang terlokalisasi menunjukkan bayi mengalami rasa nyeri ketika ditusuk dengan jarum.



"Tentu saja bayi tak bisa memberi tahu kita apa yang mereka rasakan sehingga mustahil mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan oleh bayi," kata Fabrizi. "Kami tidak dapat mengatakan bahwa sebelum perubahan aktivitas otak ini, mereka tidak merasa sakit."

 
Para ilmuwan mencatat, ketika otak bayi berkembang, lonjakan aktivitas saraf bergeser dari aktivitas yang lebih umum menjadi lebih spesifik. Hal itu membuat bayi dapat mengembangkan respons seperti orang dewasa yang lebih spesifik terhadap masukan indra tertentu.l LIVESCIENCE
Sumber: korantempo.

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat