NKN NEWS STICKER

Akibat imbas debu vulkanik gunung Kelud, di Mojokerto kini langka masker. Bahkan dibeberapa apotik dan swalayan juga habis

Kamis, 29 September 2011

3 Menit 1 Penjual

Komplek perumahan merupakan sebuah "pasar" bagi pedagang keliling. Apalagi perumahan tersebut dihuni oleh sebyah komunitas profesi yang heterogin, ini merupakan pasar yang menjanjikan bagi pedagang keliling. Karena sebuah komplek maka kebutuhan komunitas perumahan dengan berbagai profesi ini, kebutuhannyapun menjadi komplek juga.

Pagi sudah jelas hampir seluruh penghuni perumahan ini memerlukan sarapan. Tentunya hal sangat praktis bila ada penjaja sayur atau lijo yang menjajakan dagannya. Meski ada beberapa penghuni perumahan ada yang lebih memilih jalan-jalan dan mencari penjual sayur (walk in). Namun sejak matahari sudah menggambar langit dengan warna kejinggaan, saat itu pula sudah mulai bergantian lewat hampir di seluruh gang jalan perumahan bergantian berbagai pedagang melintasiya.

Mulai pedagang roti dari brand a samapi z, pedagang ayam bubur dengan orang yang berbeda. Belum lagi penjual tempe dan tahu yang juga ikut meramaiakan persaingan dalam pasar komplek ini. Ada juga lewat penjaja onde-onde, krupuk dari berbagai bentu dan beda penjual. Semua pedagang itu ikut dalam kompetisi yang tidak ada regulasinya. Asal saja punya produk, alat transportasi dan keinginan keras untuk mendapatkan hasil dari pasar ini.

Jam 6 pagi merupakan trafik yang tinggi untuk para penajaja berbagai produk di perumahan kami. Sehingga tanpa disadari hari Kamis ini (29/9), selama 10 menit, saya mencoba mengamati seberapa banyak pedagang yang lewat, khususnya di depan jalan rumah saya. Meski dengan hitungan statistik yang ngawur, tetapi setidaknya ini merupakan ukuran yang dapat digunakan sebagai bahan awal sebuah standarisasi trafik penjaja produk keliling di sebuah perumahan. Dan hasil ini tidaklah akan sama antara gang yang satu dengan yang lain dalam sebuah komplek perumahan, apalagi perumahan yang berbeda.

Pengamatan saya hanya berinterval 10 menit saja. Saya amati dalam 10 menit ternyata ada 3 penjaja keliling yang melintas di depan rumah saya. Ini berarti dalam 3 menin ada 1 penjual yang melintas. Dalam interval waktu yang berbeda atau agak siang sedikit melewati batas waktu "penelitian" saya itu lain lagi tentunya. Trafik itu semakin rendah. Mungkin saja hal yang sama juga terjadi pada jam amakan malam. Bedanya pedagang keliling itu lebih banyak penjual makanan, mulai nasi goreng keliling sampai penjual tahu tek.

Karena hal ini lebih dari pada sebuah kebutuhan (need) daripada keinginan (want), maka rata-rata penghuni komplek banyak yang melakukan transaksi, ini sebuah peluang yang menjajikan bagi pedagang keliling di perumahan. 

Kesimpulan sederhana yang saya dapatkan adalah, bahwa penjual harus melakukan terobosan dalam menjajakan produknya. Terkadang masing-masing mereka juga mempunya deferensiasi dalam menarik pembeli agar keluar dan menengok dengan bunyia2an, entah klakson motornya, entah dengan suara-suara merayu dan sebagainya.Pokoknya tanpa disadari konsep PDB (positioning, deferensiasi dan brand) ala Hermawan Kertajaya , mereka lakukan...
Hal lain, ternyata apa saja bisa kita lakukan dalam dunia pemasaran ini. Dalam hal tertentu, pangsa pasar begitu masih sangat terbuka, keterkitan waktu, kebutuhan dan keinginan dari calon pembeli memang harus diperhatikan.Saya rasa tidaklah mungkin seorang penjual es batu menawarkan dagangannya saat menjelang malam, atau penjual ronde (angsle) menjajakan dagangannya pada siang hari bolong. Kira-kira begitu. Masalahnya tidak setiap pedagang bisa melakukan itu, mungkin karena malas menghadapi persaingan.***Nangkris

Tidak ada komentar:

Terimakasih Atas Kunjungannya. Semoga Bermanfaat