Pernahkah anda mendengar istilah Corporate University (CU) ? Seperti
yang diberitakan oleh media masa, baru-baru ini Allianz telah
meresmikan Allianz Indonesia - Corporate University (AICU) di Jakarta.
Istilah ini menjadi trend bisnis baru dan fenomena global bagi para
pebisnis yang sadar akan pentingnya kualitas sumber daya dimana Human
Capital sudah menjadi Human Energy.
Pada awalnya CU yang berasal dari Amerika, merupakan
perwujudan dari visi perusahaan yang sadar akan pentingnya sumberdaya
manusia sebagai aset utama perusahaan, dan digunakan sepenuhnya sebagai
instrumen strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. Memang kalau
dilihat dari strategi 6C2 - The Iceberg Strategy [ lihat
appendix ], untuk sukses mengimplementasikan strategi, ternyata
unsur-unsur teknikal yang dilandasi scientific management - tidaklah
cukup. Berdasarkan studi empiris, seperti yang para pebisnis alami
sendiri, faktor terbesar yang menjadi tantangan pada saat implementasi
strategi adalah faktor human-social, yang berada “dibawah permukaan
air”. Tidak kelihatan tetapi sangat menentukan berhasil atau tidaknya
implementasi .
Di tahun 1993, hanya sedikit perusahaan yang percaya
akan pentingnya CU, namun di tahun 2001 CU sudah menjadi bagian
internal dari 2.000 perusahaan termasuk Motorola (pelopor Six Sigma), Walt Disney, Boeing, Intel University, Sun U (milik Sun Microsystems), dan Apple University.
Bagaimana di Indonesia. Walau belum banyak sebenarnya sudah ada beberapa Corporate University (CU) di Indonesia, seperti : Astra , Garuda Food, Danamon dll.
Apa keuntungan mempunyai CU bagi pebisnis Indonesia
di masa krisis ini ? Berdasarkan survey dan observasi, penulis
menemukan beberapa keuntungan dari adanya CU di organisasi anda seperti
:
-
Mengembangkan kompetensi karyawan agar tetap produktif di masa krisis. Dalam kondisi krisis, ditambah lagi adanya kompetisi yang super ketat, untuk mencapai “TO BE THE BEST “, banyak perusahaan besar yang sadar bahwa tingkat kompetensi sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk mencapai goal ambisius tersebut. Kita bisa belajar dari Mc Donald’s dengan Hamburger University-nya yang berlokasi di Chicago. Meski hanya menjual hamburger, McDonald's sangat serius dalam membangun dan mengembangkan sumber daya manusia berkualitas. Bagi Ray Kroc, berbisnis hamburger bukan sekedar membuat dan menjual hamburger, tetapi lebih dari itu. Bisnis ini adalah bisnis manajemen manusia, baik karyawan maupun konsumen.
-
Tempat mempertajam naluri bisnis eksekutifnya dan mempersiapkan kader-kader
Akibat globalisasi, tingkat persaingan dan perilaku
konsumen semakin sulit diprediksi, sehingga usaha meningkatkan marjin
laba pun semakin sulit. Umumnya untuk mengatasi halangan ini, perusahaan
akan meningkatkan pengiriman eksekutifnya ke seminar pengembangan
strategik dan program MBA. Nyatanya cara ini belum memecahkan masalah
inti. Program MBA sering dikritik karena kurang menyentuh persoalan
bisnis yang aktual. Masih terlalu general. Ibaratnya program MBA
mengajarkan seluruh A to Z kepada siswanya, padahal yang diperlukan
hanyalah K atau L saja, dan di bidang tertentu saja. Karenanya beberapa
perusahaan menginginkan pendidikan bisnis yang lebih dekat dengan
kegiatan bisnis sehari-hari.
Di CU inilah para CEO dapat menyaring dan mempersiapkan kadernya. Dalam hal ini kita harus angkat topi kepada GE University di
Crottonville USA. Konon kampus GE ini lebih baik dari Harvard atau
Wharton, karena kampus ini lebih banyak menghasilkan CEO dan business
leaders yang lebih hebat dibanding sekolah bisnis lainnya. Di Indonesia,
Garuda Food sudah melakukannya sejak 2003 melalui CU yang dinamai Tudung Leadership Development Institute.
-
Mengurangi biaya dan mengorganisasikan training secara lebih terpadu.
Ray Kroc, pendiri McDonald's mengatakan "None of us
is as good as all of us". Karenanya diperlukan training. Namun kompetisi
bisnis yang ketat menimbulkan dampak pula pada pengetatan biaya
training. Sebagai jawabannya, semakin banyak perusahaan yang kian
menyatukan upaya training dalam satu paying, yakni : Corporate
University. Di Mc Donald’s mereka mendirikan Hamburger University,
bukan hanya untuk mendapatkan manajer di masa depan tetapi juga untuk
mengurangi biaya training saat ini. Inilah tempat di mana ribuan
manajer waralaba baru belajar dan memperoleh gelar sarjana dalam
“Hamburgerologi” selama kurang lebih 1 tahun.
-
Memulai dan mendukung perubahan di organisasi .
Sadar betapa pentingnya merangkul budaya perubahan,
banyak perusahaan mencoba mencari mekanisme terbaik mengelola perubahan.
Pada masa krisis I periode 1998-1999, Astra terpaksa mem-PHK 20.000
karyawan tetap dan 5.000 pegawai kontrak sehingga jumlah karyawan Astra
tinggal sekitar 100.000 orang. Melihat adanya bahaya mendorong Astra
mendesain ulang fokus dan strategi bisnis. Perubahan fokus bisnis ini,
menuntut perubahan mentalitas dan kompetensi yang sangat besar.
Karenanya Astra melakukan perubahan organisasi dan menetapkan
figur-figur yang tepat untuk mengisi posisi yang ada berdasarkan
kebutuhan organisasi serta kompetensi baru yang dibutuhkan. Menyadari
bahwa perubahan terberat adalah menyangkut manusia, maka tugas “merubah”
orang tersebut dilakukan oleh Astra Management Development Institute,
CU-nya Astra. Tidak mengherankan kalau Astra kini disebut-sebut sebagai
organisasi dengan system manajemen terbaik di Indonesia .
-
Meningkatkan pemahaman akan nilai-nilai perusahaan, sehingga menciptakan corporate culture, yang pada ujungnya berpengaruh terhadap profitabilitas dan loyalitas terhadap perusahaan
Salah satu kunci sukses GE – menurut
Jack Welch – adalah karena kampus GE ini bukan hanya sebagai tempat
untuk mendidik karyawan menjadi lebih baik, namun juga sebagai medium
memperluas perubahan dalam kultur dan pemikiran yang membuat GE terus
maju.
Demikina juga di Hamburger University – Mc Donalds,
para siswa dilatih tidak hanya keahlian teknis tetapi juga nilai-nilai
perusahaan, kultur, filosofi, sejarah perusahaan, dan keahlian
kepemimpinan, agar bisa memberikan layanan, kebersihan, dan nilai-nilai
berkualitas tinggi bagi konsumen. Di sinilah para siswa diindoktrinasi,
dibentuk, dan dikembangkan. Inilah rahasia mengapa Mc Donlad’s menjadi
fast food restoran terbanyak di dunia. Bahkan majalah The Economist menggunakan "Big Mac Index": perbandingan harga Bic Mac di berbagai mata uang dunia untuk mengukur purchasing power parity.
-
Meningkatkan Corporate Social Responsibility
Selain memberikan edukasi kepada internal perusahaan,
CU juga dapat digunakan sebagai bagian dari CSR. Misalnya Allianz juga
memberikan kesempatan kepada mitra usaha untuk ikut dalam programnya.
Pelanggan GE ataupun orang-orang lain yang beruntung ( level manager),
bisa menikmati ilmu manajemen GE melalui program ACFC (At the Customer for the Customer) di kampus GE.
Langkah sebagian perusahaan untuk membuat CU adalah
langkah yang tepat, sebab banyak perusahaan yang walaupun menyadari
pentingnya sumber daya manusia, namun biasanya hanya berhenti di
ucapan-ucapan saja, dan sekedar formalitas mengirimkan pegawainya secara
parsial untuk ikut training ( yang di-disain secara generik ), sehingga
seringkali tidak selaras dengan visi-misi perusahaan. Para pebisnis ini
rupanya menganggap remeh faktor human-social ini. Ibaratnya kapal
Titanic, yang hanya memandang bagian atas bongkahan es (unsur teknikal
), tetapi lupa akan bahayanya bagian bawah bongkahan es ( unsur
human-social ). Dan seperti yang sama-sama kita ketahui, terjadilah
malapetaka itu. Benarlah apa yang didapatkan penulis sewaktu mengikuti
program Directorship dari IICD, dimana dikatakan salah satu sebab
mengapa perusahaan bisa tersungkur adalah faktor : mengabaikan Human
Energy ini.
Lalu bagaimana jika perusahaan anda belum memiliki
kompetensi, pengalaman, dana , sumber daya untuk melaksanakan Corporate
University ? Umumnya yang dilakukan perusahaan besar adalah bekerja sama
dengan program MBA yang sudah mapan walaupun sebenarnya seringkali
programnya terlalu umum dan tidak berdampak langsung terhadap
perusahaan.
Bagi perusahaan dengan dana terbatas, solusinya
adalah : di-outsource-kan kepada lembaga yang mampu membawa para
lecturers`S2 - yang sudah terbiasa mengajar di program MBA – untuk
datang mengajar di kantor anda. Toh 70% pengajar S-2 di berbagai program
MBA di Jakarta adalah orang-orang yang sama. Perusahaan bisa
mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang sama dengan biaya yang lebih
terjangkau. Disamping itu program ini bisa diminta untuk diselaraskan
dengan kebutuhan perusahaan. Sebelum lulus, para peserta diharuskan
membuat projek yang berdampak positif kepada perusahaannya. Jadinya ilmu
yang dipelajari bisa berguna bagi perusahaannya. Sinar Mas sudah
melaksanakannya, dan dipercaya akan segera diikuti oleh perusahaan
lainnya yang yakin akan potensi Human Energy.
Jadi bagaimana jawaban anda atas pertanyaan diatas ?
Penulis adalah pemerhati strategi bisnis dan penemu konsep 6C2 The Ice-Berg Strategy. Dapat dihubungi di danielbusinessdoctor@gmail.com
Sumber link: http://www.konsultasibisnis.com/index.php/artikel-konsultasi-bisnis/4-menimbang-manfaat-corporate-university-di-saat-krisis-ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar